JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, gempa bumi dengan magnitudo 5,5 mengguncang wilayah Laut Sulawesi persisnya di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut), Minggu, 25 September sekitar 18.16 WIB.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter terkini dengan magnitudo 5,2.
Daryono mengemukakan episenter gempa terletak pada koordinat 4,33 LU, 126,14 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 74 kilometer arah barat laut Kota Melonguane, Sulawesi Utara pada kedalaman 135 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng laut Filipina," katanya di Jakarta, Antara, Minggu, 25 September.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik atau oblique-thrust fault.
Menurut dia gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Melonguane dan Tahuna dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Selain itu juga di daerah Ondong dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Dia menambahkan bahwa berdasarkan hasil pemodelan gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 18.38 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," katanya.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BACA JUGA:
"Masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," demikian Daryono.