Gempa 7,1 di Sulut Bikin Warga Sangihe Berhamburan Keluar Rumah, Listrik Padam
BMKG

Bagikan:

JAKARTA - Gempa bumi dengan magnitudo 7,1 di Melonguane membuat warga Kabupaten Sangihe, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, berhamburan ke luar rumah.

"Kami harus lari ke luar rumah karena gempa sangat kuat apalagi lampu PLN juga langsung padam," kata Durce warga Tahuna, Sangihe dikutip Antara, Kamis, 21 Januari.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sangihe, Rivo Pudihang menjelaskan gempa berada di Kepulauan Talaud di 134 km Timur laut Melonguane tepatnya 4.98 LU dan 127.38 BT. Kedalaman gempa154 Km.

"Gempa yang terjadi ini tidak berpotensi tsunami," kata Rivo Pudihang.

Sampai saat ini kata dia, belum ada informasi kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.

"Kami berharap, tidak ada kerusakan bangunan akibat gempa ini dan masyarakat juga diminta tetap tenang," kata dia.

Analisis BMKG 

Gempa tektonik bermagnitudo 7,1 di Sulut disebabkan adanya aktivitas subduksi Lempeng Filipina.

"Hasil analisis BMKG gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 7,0. Episenter gempa terletak pada koordinat 4,94 LU dan 127,44 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Timur Laut Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, pada kedalaman 119 km," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulisnya.

Dia menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Filipina. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).

Dampak gempa, guncangannya dirasakan di daerah Melonguane, Tahuna, Ondong pada skala IV MMI yang berarti bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.

Kemudian di Manado, Bitung pada skala III MMI yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Guncangan juga dirasakan di Galela , Gorontalo, Morotai, Halmahera Utara dan Halmahera Barat pada skala II-III MMI.

Serta terasa di Bolaang Uki pada skala II MMI yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Guncangan gempa juga dirasakan di Ternate, Sofifi, Halmahera Tengah pada skala I-II MMI yaitu getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.

"Kami mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta hindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," kata Bambang.