Pagar Rumah Dinas Wali Kota Surabaya yang Ditutup Tinggi Jadi Sorotan
Pagar rumah dinas Wali Kota Surabaya ditutup tinggi (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pagar rumah dinas Wali Kota Surabaya di Jalan Wali Kota Mustajab, Kota Surabaya, Jatim, yang beberapa hari belakangan ini ditutup tinggi dengan disertai fiber gelap, mendapat sorotan dari kalangan warga Surabaya.

"Kemarin Jalan Sedap Malam yang merupakan akses menuju Balai Kota ditutup. Penghuni rumah di jalan ini dan pegawai pemkot terpaksa memutar. Kini pagar rumah dinas ditutup fiber gelap. Ada apa ini?" kata Ketua Fraksi Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni dilansir dari Antara, Sabtu.

Menurut dia, dengan pagar tinggi itu warga tidak bisa lagi melihat halaman atau teras rumah dinas dari luar. Bahkan pegawai Pemkot Surabaya yang setiap hari melintas di areal Rumah Dinas Wali Kota itu juga kaget.

Toni panggilan akrab Arif Fathoni ini tidak habis pikir dengan fenomena di ujung berakhirnya jabatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan menjelang Pilkada Surabaya 2020 ini. Mestinya, lanjut dia, sebagai pemimpin daerah Kota Surabaya lebih terbuka kepada rakyatnya, bukan malah menutup diri hingga pagar rumah dinas pun ditutup tinggi.

"Tidak berlebihan jika hal ini malah menimbulkan kecurigaan warga. Apa ada yang tidak beres sehingga akses dan pagar rumah dinas harus ditutup," katanya.

Menurut dia, kalau untuk mengantisipasi dampak aksi demo, bukankah demo Omnibus Law, demo Habib Rizieq, atau demo lain juga sudah selesai. Mestinya akses menuju Balai Kota dibuka lagi dan pagar rumah dinas tidak perlu ditutup tinggi

Fathoni berpandangan bahwa selama ini Risma mencitrakan diri sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat. Namun di akhir periodenya justru mengambil jarak dengan rakyat dengan menutup akses jalan balai kota dan mempertinggi pagar rumah dinas.

Anggota Komisi A ini menjadi saksi kalau rumah dinas wali kota sejak jaman Wali Kota Cak Narto tidak pernah ditinggikan dan ditutup seperti sekarang. Hanya di era Risma bikin hal-hal yang mengundang kecurigaan.

Ia kemudian mempertanyakan apa benar situasi keamanan menjelang Pilkada Surabaya 2020 sudah sedemikian genting sehingga akses ditutup.

Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 01 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.

Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 02 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.