Dinamika Masih Cair, Pertemuan Airlangga dan Prabowo Berpotensi Ubah Konstelasi Politik di KIB
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (dok. Kemenko Perekonomian)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pertemuan empat mata. Keduanya dikabarkan membahas isu global dan nasional terkait kemandirian ekonomi.

Menurut Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Action (CISA) Herry Mendrofa, perbincangan Ketua Umum Golkar dan Ketua Umum Gerindra itu juga seputar dinamika politik jelang Pemilu 2024.

"Tentunya bicara proses 2024 ya, terutama kedua pimpinan ini, baik Airlangga maupun Prabowo kan pernah atau sedang berada di Golkar. Kita tahu Prabowo adalah eks Golkar dan juga Airlangga adalah kader Golkar. Ini saya kira ketemu korelasinya, sama-sama kader yang lahir dari rahim Golkar," ujar Herry, Selasa, 20 September.

Herry menilai, pertemuan yang terjadi di kantor Kemenko Perekonomian kemarin itu membuka kemungkinan baru semisal, peluang kerjasama antarpartai berujung duet Prabowo-Airlangga dalam Pilpres 2024.

"Justru saya melihatnya jika misalnya ada kemungkinan Prabowo dan Airlangga maju bersama-sama dalam satu koalisi, itu juga tidak ada yang mustahil. Namanya politik, dinamika per hari ini pun seperti itu, begitu cair," katanya.

Herry mengatakan, pertemuan itu juga bisa saja mengubah konstelasi politik yang telah ada selama ini. Menurutnya, Golkar membutuhkan kestabilan koalisi di tengah konflik internal partai. Meski diakui, kata dia, Golkar telah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama PAN dan PPP.

"Apalagi di KIB kan per hari ini belum muncul sosok nama yang kuat yang akan diusung. Terus juga di KIB, ada sedikit riak-riak yang menggangu dinamika di internal koalisi, misalnya PPP. Menurut saya juga akan cukup menganggu komunikasi politik," jelasnya.

Herry menambahkan, kondisi dinamis dan penuh kejutan mungkin akan berlanjut hingga Pemilu 2024.

"Publik akan terus disajikan dengan banyak alternatif. Karena selama ini poros-poros itu dibentuk, di-framing oleh media dan lembaga-lembaga survei. Bisa jadi ke depan, di 2024, kita diberikan surprise oleh tokoh-tokoh politik ini," pungkasnya.