Sultan HB X:  BLT Nggak Ada Urusannya dengan Inflasi
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X (ANTARA/Luqman Hakim)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut program bantuan langsung tunai (BLT) tidak terkait dengan pengendalian inflasi melainkan untuk merespons daya beli masyarakat yang turun menyusul kenaikan harga BBM.

"BLT kan enggak ada urusannya dengan inflasi karena memang dengan kondisi kenaikan itu mereka tidak mampu, bukan masalah inflasinya," ujar Sultan HB X di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, dilansir ANTARA, Kamis, 15 September.

Karena itu, menurut Sultan, langkah yang ditempuh Pemda DIY menghadapi dampak kenaikan BBM adalah mengendalikan laju inflasi dan menyalurkan BLT untuk membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan seiring kenaikan harga.

"Menanganinya ya BLT sama inflasinya," ujar Ngarsa Dalem sapaan Sultan HB X.

Terkait BLT, Sultan memastikan telah disiapkan pemerintah pusat beserta dinas terkait di provinsi ini.

Sementara untuk menekan laju inflasi, menurut dia, sejumlah kebijakan telah disiapkan, antara lain dengan menopang ongkos transportasi angkutan pangan yang didatangkan dari luar daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Misalnya harga telur mahal, dan telur di sini kurang, misalnya ya kita datangkan dari Jawa Timur, Solo atau mana. Tapi harganya berapa gitu kan? Tapi ongkir yang nanggung pemda agar harga di sini kenaikannya tidak terlalu tinggi, dengan harapan inflasinya bisa kita kontrol," kata dia.

Selain itu, kata Sultan, sejumlah faktor yang berpotensi memicu inflasi di DIY melambung tinggi juga bakal diidentifikasi untuk selanjutnya dikendalikan.

"Bisanya hanya begitu, karena BLT dan lainnya pemerintah sudah ada, dinas-dinas sudah ada," kata dia.

inflasi di DIY, menurut Sultan, biasanya terjadi pada Maret, April, serta September, dan Oktober.

Pasalnya, periode itu merupakan musim kelulusan dan pendaftaran masuk sekolah maupun perguruan tinggi sehingga pengeluaran serta konsumsi masyarakat yang ada di DIY meningkat.

"Semua produk (dikonsumsi) kan belum tentu hasil dari Yogyakarta, jadi di situ mesti terjadi inflasi yang naik. Tapi periode berikutnya ya mesti turun pengeluaran itu," ujar dia.

Sultan berharap siklus inflasi yang rutin terjadi di DIY tersebut dapat dikendalikan antara lain dengan menopang biaya transportasi angkutan pangan yang didatangkan dari luar daerah.

"Nanti kita lihat kira-kira inflasi bisa turun enggak, kalau bisa turun, ya harapan saya periodesasinya bisa kita ubah. Siklus itu bisa kita ubah," ucap Sultan.