Bagikan:

JAKARTA - Suara sirine terpekik disertai pengumuman yang memberi tahu terjadi gempa bumi di lingkungan Balai Kota DKI Jakarta pagi ini. Tak lama, para ASN dan pegawai Pemprov DKI berhamburan dan lari ke halaman sisi depan Balai Kota.

Tiba-tiba, kepulan asap keluar dari lantai 6 gedung Blok G Balai Kota DKI Jakarta. Alarm pengumuman kebakaran meraung-raung. Jumlah ASN menuju titik kumpul semakin banyak.

Salah satu pegawai tampak menghubungi petugas pemadam kebakaran. Sesaat, sejumlah unit mobil beserta petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan mulai berdatangan ke lokasi.

Para petugas pengamanan dalam (pamdal) ikut membantu mengevakuasi pegawai Pemprov yang belum berkumpul di lapangan terbuka. Petugas damkar pun langsung mengeluarkan selang untuk memadamkan asap yang mengepul.

Tampak satu orang pegawai Pemprov DKI dipapah oleh petugas mengenakan tandu, keluar dari dalam gedung. Terkulai lemas, leher pegawai tersebut dipasang gips. Ia dibawa masuk ke ambulans gawat darurat (AGD) milik Dinas Kesehatan DKI.

Setelah asap berhasil padam. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuju halaman Balai Kota DKI Jakarta.

Ia mengumumkan gempa bumi dan kebakaran yang baru saja dialami, tidak benar terjadi. Lalu, asap yang mengepul merupakan fogging yang sengaja disemburkan. Dalam artian, Pemprov DKI ternyata tengah melakukan simulasi bencana.

Riza menuturkan, sesaat sebelum simulasi bencana terjadi, Pemprov DKI melantik 157 safety manager disertai dengan peluncuran buku yang berisi konsep mitigasi, pencegahan, serta potensi bencana.

"Hari ini dilanjutkan dengan simulasi kebakaran yang ada di Balai Kota. Sesuai dengan pergub, sudah dilaksanakan hampir setiap tahun, dilakukan simulasi penanggulangan kebaikan di Balai Kota ini," kata Riza, Kamis, 15 September.

Riza berharap, dengan adanya simulasi penanggulangan bencana ini, seluruh pegawai Pemprov DKI yang bekerja di lingkungan Balai Kota DKI Jakarta bisa mengantisipasi dan sudah memahami mitigasi yang dilakukan ketika bencana seperti gempa dan kebakaran benar terjadi.

"Bencana itu tidak datang dan memberi tahu sebelumnya. Jadi, semua seluruh karyawan dan pegawai di Balai Kota DKI Jakarta harus memilki ketahuan dan kesiapa siagan dalam menghadapi bencana kebakaran maupun gempa bumi," ucap Riza.