Bagikan:

PROBOLINGGO - Empat korban jembatan gantung yang putus yakni tiga siswa dan satu guru SMPN 1 Pajarakan masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Waluyo Jati Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

"Hingga saat ini masih ada 4 orang yang menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati terdiri dari 1 guru dan 3 siswa," kata Kepala SMPN 1 Pajarakan Arif Syamsul Hadi di Probolinggo dilansir ANTARA, Selasa, 13 September.

Sebanyak 40 siswa dan 1 orang guru menjadi korban yang jatuh ke sungai akibat jembatan gantung putus yang menghubungkan Desa Kregenan di Kecamatan Kraksaan dengan Desa Pajarakan Kulon di Kecamatan Pajarakan, kemudian dari proses evakuasi terdapat 16 orang mengalami luka-luka dan dirujuk ke RSUD Waluyo Jati.

Sedangkan 37 korban lainnya yang mengalami luka ringan dan sebagian sempat dirawat di RSUD Waluyo Jati sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah baik, bahkan sebagian juga sudah mulai masuk sekolah pada Senin (12/9) pascaputusnya jembatan gantung tersebut pada Jumat (9/9).

Salah seorang guru yang menjadi korban, Irma mengatakan hanya dirinya yang masih menjalani rawat inap karena beberapa guru yang mengalami luka sudah diperbolehkan pulang.

"Saya dirawat karena masih merasakan rasa sakit pada bagian perut dan rusuk akibat tertimpa besi dari jembatan. Saya tidak tahu kapan diperbolehkan pulang," tuturnya.

Sementara itu, Ketua KONI Kabupaten Probolinggo Zainul Hasan juga sempat menjenguk empat korban luka-luka yang masih menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati dan menyapa korban yang sudah masuk sekolah.

"Kedatangan saya untuk memberikan support dan dukungan moril secara langsung kepada para korban, serta memberikan tali asih kepada korban yang terjatuh ke sungai dalam rangka jalan sehat memperingati Hari Olah Raga Nasional (Haornas)," katanya.

Seluruh biaya pengobatan para korban jembatan putus dan ambruk tersebut ditanggung oleh Pemkab Probolinggo, sehingga semua biayanya gratis dan akan ditanggung oleh Pemkab melalui APBD.