Seluruh Korban Ambruknya Jembatan Gantung di Probolinggo Sudah Pulang dari RS
Jembatan gantung penghubung Desa Pajarakan dengan Desa Kregenan di Probolinggo ambruk pada Jumat 9 September. (dok Diskominfo Kabupaten Probolinggo)

Bagikan:

PROBOLINGGO - Seluruh korban jembatan gantung yang ambruk di Probolinggo, sudah diperbolehkan dari masa perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Jawa Timur. Sebagian dari mereka sudah masuk sekolah.

"Semua korban yang mendapatkan perawatan di rumah sakit sudah dipulangkan dan terakhir adalah dua korban yang sempat menjalani operasi," kata Humas RSUD Waluyo Jati Kraksaan Wiwik Yuliati dalam siaran persnya, dikutip dari Antara, Senin 19 September.

Menurutnya, dua korban yang dipulangkan terakhir adalah Muhammad Ibnu Rafi dan Hasan Firmansyah, karena keduanya menjalani operasi dan kondisinya sudah membaik.

"Rafi mengalami luka di lengan kiri, sedangkan Hasan mengalami luka di pergelangan tangan kiri, siku kiri, pinggul kiri dan tulang belikat kiri. Keduanya masih perlu melakukan kontrol ke rumah sakit," tuturnya.

Sementara itu, guru SMPN 1 Pajarakan Nur Jazilah mengatakan, sebagian besar siswa yang menjadi korban putusnya jembatan gantung sudah masuk seperti biasa, termasuk guru bernama Dia Irma Susanti yang juga sudah mengajar seperti biasa.

"Hanya siswa yang menjalani operasi yang belum masuk, namun pihak sekolah memberikan dispensasi untuk tidak masuk sekolah terlebih dulu hingga sembuh total," katanya.

Sebelumnya, puluhan siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan menjadi korban putusnya jembatan gantung di Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jumat 9 September.

Jembatan tersebut putus ketika dilintasi pelajar dan guru SMPN 1 Pajarakan dalam rangka jalan sehat memperingati Hari Olahraga Nasional, sehingga puluhan korban jatuh ke sungai, kemudian dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas, sebagian dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo.

Selanjutnya korban putusnya jembatan tersebut dibawa ke Puskesmas Pajarakan dan 16 siswa dan guru harus dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Dari hasil pemeriksaan petugas, seluruh siswa dan siswi menjalani perawatan di rumah sakit dan dua orang diantaranya harus menjalani operasi.