Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan masyarakat modern itu mengandalkan transportasi umum dan menjalankan mobilitas bebas emisi dalam aktivitas sehari-harinya.

Karena itu, lanjutnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merevitalisasi Kawasan Kota Tua di Jakarta mulai dari Pasar Heksagon, pengendalian banjir kanal di Museum Bahari, penataan Kali Besar Timur, kawasan pedestrian, Jalan Lada, Plaza BEOS, pembangunan Kampung Susun Kunir, Kampung Tongkol, dan Kampung Akuarium.

“Jadi Kawasan Batavia (nama lain dari Kota Tua) ini merupakan tempat penuh sejarah. Datang ke sini bukan hanya untuk melihat masa lalu, tetapi juga untuk lihat masa depan,” ujar Anies Baswedan di Plaza BEOS Kawasan Kota Tua, Jakarta, dilansir Antara, Minggu.

Selain revitalisasi pelbagai proyek infrastruktur, ujar dia, upaya lainnya untuk menciptakan masyarakat modern antara lain menyediakan fasilitas untuk pesepeda, kendaraan bebas emisi, dan pejalan kaki di tengah-tengah sejumlah gedung bersejarah.

Anies mengharapkan kawasan seperti Kota Tua lebih banyak lagi sehingga masyarakat domestik maupun internasional dapat merasakan kesetaraan dengan saling berkegiatan bersama, berinteraksi secara leluasa, dan merasakan pengalaman yang lebih mengena.

Dengan berjalan kaki, lanjutnya, gedung-gedung yang berada di Kawasan Kota Tua akan tampak dengan baik. Namun, ketika menaiki motor atau mobil, maka para pengunjung tak bisa menyaksikan Kawasan Kota Tua secara lengkap karena segera memarkir kendaraan di gedung tertentu yang memang hendak dikunjungi.

“Itulah sebabnya mengapa kita ubah menjadi kawasan pejalan kaki dan kita harapkan perjalanan di Kota Tua menjadi pengalaman, karena mereka bisa mengalami perjalanan yang unik di mana masa lalu dan masa depan dikombinasikan,” kata Gubernur DKI.

Sesudah Kawasan Kota Tua direvitalisasi, dia meyakini banyak tempat seperti restoran, hotel, atau fasilitasi seni budaya yang bermunculan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah menyiapkan infrastruktur dasarnya dan sektor privat mulai bisa memanfaatkan fasilitas yang ada.

Menurut dia, setiap kota akan selalu mengalami kemajuan jika pengelola dapat selalu bertanya apa yang harus diperbaiki. Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies mengaku tak hanya melakukan mikro manajemen, tetapi juga micro questions (bertanya hal-hal kecil).

“Pertanyaan kecil bagaimana membuat tempat ini bisa merasa bersama? Bagaimana datang ke tempat ini bisa membuat orang mendapat pengalaman? Bagaimana membuat kota ini mengesankan bagi orang yang pulang dari tempat ini? Pertanyaan ini yang harus dijawab oleh semua. Karena itu, pembangunan dilakukan oleh bersama-sama bukan karena instruksi, tapi karena ada pertanyaan yang harus dijawab,” ungkap Anies Baswedan.