Hindari Pemalsuan, Bio Farma Pasang <i>Barcode</i> di Botol Vaksin COVID-19
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Digital Healthcare PT Bio Farma Soleh Udin Al Ayubi mengatakan proses vaksinasi akan dilakukan secara ketat dengan memanfaatkan teknologi digital. Hal ini guna menghindari terjadinya pemalsuan terhadap produk vaksin COVID-19.

Bio Farma sebagai holding BUMN farmasi, kata Soleh, akan mencantumkan barcode pada setiap jenis vaksin, baik kemasan vaksin dalam bentuk box kecil maupun besar. Barcode setiap produk hingga kemasan vaksin akan terintegrasi dengan barcode masing-masing masyarakat penerima vaksin.

"Ada beberapa berita soal vaksin palsu, kami akan hindari dengan penempelan barcode. Jadi tinggal scan akan muncul informasi detailnya," katanya, dalam webinar, Selasa, 24 November.

Informasi dalam barcode tersebut berisi nomor identitas vaksin COVID-19, tanggal kadaluwarsa, nomor seri, dan sebagainya. Pada proses vaksinasi nanti, kata Soleh, selain scan barcode petugas kesehatan juga akan melakukan scan pada kartu tanda penduduk (KTP) masyarakat.

"Masing-masing botol vaksin, misalnya kami akan punya 100 juta vaksin Sinovac, masing-masing botol berisi 10 dosis, jadi akan ada 10 juta botol vaksin, masing-masing botol vaksin itu ada barcode-nya," jelasnya.

Tak hanya pada kemasan produk, Soleh mengatakan, kardus hingga armada yang digunakan untuk mendistribusikan vaksin juga akan ditempalkan barcode.

"Ketika box dimasukkan dalam truk itu truknya ada barcode-nya juga, jadi kami tahu di jalan truk ini mengangkut vaksin berapa, lalu nomor ID berapa saja kami tahu," tuturnya.

Selain itu, kata Soleh, holding BUMN farmasi juga menerapkan strategi mencegah penimbunan vaksin COVID-19 oleh pihak tidak bertanggung jawab, khususnya untuk vaksin mandiri. Caranya melalui sistem pre-order atau pemesanan terlebih dahulu, sehingga didasarkan permintaan real di lapangan.

"Kemudian proses untuk pre-order, ini penting untuk distribusi sehingga kami akan tahu demand yang real di lapangan berapa. Demand ini sangat penting karena vaksinnya sangat terbatas. Tidak bisa satu klinik bilang, saya request 100 juta dosis tanpa demand yang real. Dengan fitur seperti ini kami bisa meminimalkan penimbunan," katanya.