Bagikan:

JAKARTA - India sudah menyetujui vaksin COVID-19 yang dikembangkan secara lokal untuk mendorong industri farmasi dalam negeri. Vaksin ini bebas jarum dan diberikan melalui hidung sebagai penggunaan darurat.

Inokulasi baru dikembangkan oleh Bharat Biotech, pembuat vaksin intravena lain yang diberi lampu hijau oleh Organisasi Kesehatan Dunia November lalu.

Regulator obat India memberikan otorisasi darurat produk baru pada hari Selasa 6 September. Vaksin ini memungkinkan digunakan sebagai dosis utama oleh orang yang tidak divaksinasi atau divaksinasi sebagian berusia 18 tahun ke atas, tetapi tidak sebagai booster.

"Langkah ini akan semakin memperkuat perjuangan kolektif kita melawan pandemi," kata menteri kesehatan Mansukh Mandaviya di Twitter seperti dikutip dari Channel News Asia.

Bharat Biotech melakukan uji coba fase ketiga di 14 lokasi di seluruh India dan menemukan bahwa keamanannya "sangat sebanding" dengan vaksin lain, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Data pengembangan akan diserahkan ke jurnal peer-review dan dirilis ke publik, tambah pernyataan itu.

"Meskipun kurangnya permintaan untuk vaksin COVID-19, kami melanjutkan pengembangan produk dalam vaksin intra-nasal untuk memastikan bahwa kami siap dengan teknologi platform untuk penyakit menular di masa depan," kata ketua Bharat Biotech, Krishna Ella.

Masih belum jelas kapan produk tersebut akan tersedia untuk penggunaan umum.

Pengumuman itu muncul dua hari setelah China meluncurkan vaksin COVID-19 inhalable pertama di dunia , Convidecia Air, yang diberikan melalui nebuliser.

India pernah dilanda lonjakan besar dalam kasus COVID-19 tahun lalu. Membuat sistem perawatan kesehatannya hampir runtuh.

Pasokan oksigen hampir habis dan pasien berjuang untuk mendapatkan obat dari apotek yang menipis.

Lebih dari 200.000 orang meninggal dalam beberapa minggu, menurut angka resmi. Tapi para ahli percaya jumlah korban sebenarnya beberapa kali lebih tinggi.