Di Kalimantan, Kendaraan yang Sudah Daftar BBM Bersubsidi Capai 50 ribu
Pertamina, berharap penyaluran BBM Bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran. (foto: dok. antara)

Bagikan:

BALIKPAPAN - Jumlah kendaraan yang sudah mendaftar Program Subsidi Tepat Pertamina sampai dengan Selasa, 30 Agustus  sudah mencapai 50 ribu kendaraan untuk Regional Kalimantan.

Menurut Humas PT Pertamina Patra Niaga Susanto Satria, siapa saja yang membeli dan menggunakan bahan bakar bersubsidi terdata dengan jelas.

"Penyaluran BBM Bersubsidi menjadi lebih tepat sasaran,” kata Satria, di Balikpapan, Sabtu, 3 September seperti dikutip Antara.

Data ini diyakini akan membuat penyaluran BBM bersubsidi lebih efektif dan efisien. Begitu pula pengadaan atau jumlah yang harus diproduksi oleh Pertamina.

Pertamina menyediakan 3 cara untuk mendaftar menjadi pembeli bahan bakar bersubsidi, dalam hal ini terutama solar.

Pertama masyarakat bisa mendaftar melalui laman subsiditepat.mypertamina.id; juga bisa lewat aplikasi MyPertamina, atau langsung ke tempat pendaftaran yang ada di SPBU.

Syarat pendaftaran adalah lunas pajak-pajak kendaraan alias memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) yang masih berlaku, KTP pemilik kendaraan, dan foto dari kendaraan tampak depan dan samping.

Setelah itu ada masa untuk verifikasi atas kendaraan tersebut. Bagi kendaraan yang lolos verifikasi akan mendapatkan fuel card atau kartu khusus untuk membeli BBM Bersubsidi. Tanpa fuel card ini, kendaraan disilakan mengisi BBM non subsidi.

“Dengan begitu kita mencegah yang tidak berhak turut menikmati subsidi ini,” kata Satria.

Mobil-mobil yang dioperasikan tambang batubara atau perusahaan perkebunan kelapa sawit, misalnya, bukan kendaraan yang berhak atas subsidi BBM. Karena itu bila ke SPBU, harus antre di bagian Dexlite atau Pertadex. Kalau pun antre di bagian solar, akan ditolak petugas dan disilakan masuk antrean Dexlite atau Pertadex.

Pada kesempatan ini juga Satria mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan penimbunan BBM, apalagi BBM Bersubsidi, tanpa izin. “Karena itu perbuatan pidana, dapat membuat pelakunya berurusan dengan aparat hukum,” kata Satria.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memastikan ketersediaan (stok) BBM Subsidi di seluruh SPBU di Indonesia dalam posisi aman pasca penyesuaian harga oleh pemerintah.

Ia merincikan untuk ketersediaan stok BBM Subsidi jenis Pertalite cukup untuk 18 hari dan Solar untuk 20 hari, sementara kedua jenis BBM tersebut terus diproduksi. Pertamina juga memastikan seluruh kilang beroperasi secara penuh.