Sambil Pakai Ulos di Kepala, Puan Tabur Benih Padi di Balige Canangkan Program Dua Kali Tanam-Panen
Ketua DPR Puan Maharani (Foto Dok DPR)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani mengawali kunjungan kerja hari keduanya di Sumatera Utara dengan menabur bibit padi di Kabupaten Toba. Penaburan bibit padi dilakukan sekaligus untuk meresmikan Program Dua Kali Tanam-Dua Kali Panen, mendorong ketahanan pangan di Indonesia.

Kehadiran Puan di Kabupaten Toba, Jumat 2 September mendapat sambutan luar biasa dari warga. Sepanjang jalan menuju lokasi, masyarakat menyambut kedatangan Puan sambil bernyanyi.

“Mbak Puan siapa yang punya, Mbak Puan siapa yang punya, yang punya kita semua,” senandung warga.

Ada juga relawan PUMA (Puan Maharani) yang berjejer di pinggir jalan sambil meneriakkan yel-yel Puan Presiden.

Puan yang datang didampingi Ketua Komisi V DPR Lasarus dan Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti itu melakukan penaburan benih padi di Desa Baruara, Kecamatan Balige, Toba.

Mengenakan penutup kepala ulos, Puan menabur benih bersama 10 petani setempat. Sesekali tampak petani perempuan membantu Puan membetulkan ulosnya. Penaburan benih ini sebagai tanda dimulainya program dua kali tanam-dua kali panen.

Selesai menebar benih padi, Puan lalu berpindah ke lahan jagung yang berjarak sekitar 1 km dari persawahan. Ia menanam jagung sambil berbincang akrab dengan para petani yang menemaninya. Rencananya ada 10 ribu hektar lahan yang akan ditanami jagung di lokasi tersebut.

Puan kemudian berbincang dengan warga dan para petani usai menanam jagung.

“Pangan adalah soal hidup matinya sebuah bangsa. Maka ketahanan pangan Indonesia adalah sebuah keharusan,” kata Puan dalam sambutannya.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu mengatakan, ketahanan pangan tidak boleh hanya menjadi sekadar pemanis bibir saja.

“Karenanya inovasi harus dihadirkan dalam sektor pertanian untuk meningkatkan produksi. Seperti program 2 Kali Tanam, 2 Kali Panen yang kita canangkan hari ini,” tuturnya.

“Biasanya kan kita mengikuti siklus lama. Yang namanya panen ya setahun sekali, lalu sudah. Nah sekarang kita lakukan inovasi, kita buat terobosan dengan 2 Kali Tanam, 2 Kali Panen,” imbuh Puan.

Dengan begitu, menurut mantan Menko PMK itu, produktivitas pertanian pun akan meningkat. Harapannya, kata Puan, pemasukam serta kesejahteraan petani juga meningkat.

“Mengingat pentingnya sektor pertanian dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia, maka menjadi perhatian DPR RI tentang beberapa masalah yang masih dihadapi di sektor ini,” ucapnya.

Puan mengungkap, ia telah banyak menampung berbagai persoalan yang dihadapi petani, mulai dari persoalan bibit, pupuk, alat-alat, penjualan, dan sebagainya. Hal tersebut ia dapat setelah berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia.

"DPR RI secara konsisten menyerap aspirasi petani di berbagai daerah, yang kemudian kami perjuangkan dalam berbagai rapat kerja dengan Pemerintah di gedung DPR RI dalam ruang lingkup fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran DPR RI,” tutur Puan.

“Namun tentu DPR-RI tidak bisa bekerja sendiri perlu gotong royong dengan Pemerintah Daerah, tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota jika kita ingin mewujudkan kesejahteraan petan, mewujudkan ketahanan pangan Indonesia,” sambung Puan.

Puan lantas berpesan agar program Dua Kali-Kali Tanam agar terus terus dipantau tahapannya.

“Jangan dicanangkan lalu ditinggalkan, harus digelorakan setelah dicanangkan. Semoga program Dua Kali Tanam-Dua Kali Panen bermanfaat untuk petani, rakyat, dan Indonesia,” tegas Puan.

Bupati Toba, Poltak Sitorus yang ikut mendampingi Puan secara khusus meminta DPR ikut membantu wilayahnya mengatasi kelangkaan pupuk. Ia juga berharap ada dukungan untuk program pupuk organik daripada pupuk kimia.

“Kalau soal pupuk organik, coba nanti kita pikirkan agar di Tapanuli Raya ini ada pabrik pengolahan pupuk organik,” kata Puan.

Legislator dari Dapil Jawa Tengah V ini kemudian menyoroti soal penanaman jagung di Toba yang masih dilakukan dengan cara manual. Saat berbincang dengan Puan, petani setempat juga mengatakan belum pernah menanam jagung dengan mesin.

“Saya pernah tanam jagung di Papua sama presiden, tapi pakai mesin (harvest). Kalau di sini manual, harus jongkok,” ucap Puan.

“Sebenarnya bisa bu, tapi tidak ada alatnya,” timpal salah seorang petani.

Puan berjanji akan membantu pengadaan mesin penanam jagung di Toba.

Seorang petani yang berbincang dengan Puan bernama Mariani Hutabarat lalu meminta sepatu boot yang dipakai Puan. Akhirnya sepatu tersebut diberikan Puan sebagai hadiah.

Di sisi lain, Bupati Toba Poltak Sitorus mengeluhkan jalan provinsi sepanjang 190 km yang 70 persen di antaranya rusak. Ia berharap DPR dapat membantu agar ada perbaikan jalan rusak di Toba.

"Karena ini memicu inflasi, harga-harga jadi naik karena transport susah,” kata Bupati Poltak.