Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas partai politik. Poltracking mencatat, apabila pemilu legislatif (Pileg) digelar pada hari ini maka Partai persatuan pembangunan (PPP) tidak lolos ke Parlemen. 

Awalnya, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, menyebutkan 10 besar partai politik yang paling banyak dipilih publik. Sembilan partai politik yang sudah ada di DPR RI, dan satu lagi adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo). 

Hanta mengatakan, jika pemilu legislatif (DPR RI) digelar saat survei dilaksanakan, maka Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) meraih 20,4 persen, diikuti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan 10,5 persen dan Partai Golongan Karya (Golkar) dengan 9,5 persen. 

"Di sini Gerindra sudah menggeser Golkar," ujar Hanta dalam paparan survei yang dirilis di Kuningan, Jakarta, Rabu, 31 Agustus. 

Sementara, dari 9 parpol yang sudah mendapat kursi di DPR RI, hanya PPP yang gagal lolos ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) karena dibawah 4 persen. 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) disebutkan bahwa ambang batas parlemen (parliamentary threshold) adalah sebesar 4 persen.

"Sedangkan partai parlemen yang lain, Partai Demokrat 8, 6 persen, PKB 8,0 persen, Partai NasDem 6,7 persen, PKS 5,2 persen, PAN 4,1 persen dan PPP 3,1 persen," kata Hanta. 

"Kemudian ada Perindo 1,9. Ini sepuluh partai politik terbesar di Indonesia," lanjutnya. 

Meski demikian, Hanya mengatakan, partai-partai yang tidak lolos parliamentary threshold masih berpotensi meraih suara publik. 

"Selain karena masih ada publik 14,3 persen yang tidak tahu, tidak jawab dan publik 4,7 persen merahasiakan jawaban, dinamika elektoral dan isu politik satu tahun ke depan menuju 2024 sangat berpengaruh pada naik-turunnya suara partai," kata Hanta. 

Survei Poltracking Indonesia dilakukan pada 1-7 Agustus 2022 dengan menggunakan metode stratified multi-stage random sampling. 

Survei melibatkan 1.220 responden dengan margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.