Bagikan:

BENGKULU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika memastikan 10 unit alat pendeteksi gempa bumi di Provinsi Bengkulu dalam kondisi baik dan dapat beroperasi dengan normal.

Kepastian alat pendeteksi gempa normal setelah BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai menyampaikan ada potensi gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 8,9 berpusat di wilayah Kabupaten Mukomuko.

"Untuk kondisi peralatan pendeteksi gempa di Provinsi Bengkulu dalam kondisi baik dan beroperasi normal," kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Litman, saat dihubungi via telpon, Jumat 26 Agustus.

Dia menjelaskan, sebanyak 10 unit alat pendeteksi gempa tersebut berada di wilayah Muara Sahung Kabupaten Kaur, Desa Batu Bandung Kabupaten Bengkulu Selatan, di Universitas Bengkulu.

Kemudian, Kabupaten Kepahiang, Kepulauan Enggano, wilayah Argamakmur dan Marga Sakti Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara.

Selanjutnya, wilayah Muara Aman Kabupaten Lebong, wilayah Teramang Jaya dan Air Majunto di Kabupaten Mukomuko.

Lebih lajut, Litman menuturkan sirine peringatan tsunami di Provinsi Bengkulu juga dalam kondisi baik. Alarm petingatan tsunami itu terdapat di tiga lokasi, yaitu Sport Center, kantor PMI Kota Bengkulu, dan Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bengkulu.

"Kami BMKG melakukan pengamatan dan analisa kejadian gempa bumi 24jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. Dalam waktu kurang dari 5 Menit, hasil analisa harus segera disebarkan," ujarnya.

Litman mengimbau kepada seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu untuk tetap waspada dan tetap melakukan aktivitas seperti biasa

Sebab potensi gempa berkekuatan M 8,9 yang juga berpotensi tsunami hingga 15 meter itu bukan sesuatu hal yang baru. Pasalnya Provinsi Bengkulu menjadi daerah rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami.

Serta tidak mudah terpancing dengan informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan selalu melakukan konfirmasi dengan pihak BMKG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Sementara itu, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda BMKG Kepahiang Sabar Ardiansyah menegaskan bahwa bila akan terjadi gempa yang berpotensi terjadinya tsunami maka ketiga sirine tersebut akan mengeluarkan suara lantang untuk memberi informasi kepada masyarakat.