Sempat Lakukan Penguncian dan Mobilisasi Tim Medis, Korea Utara Konfirmasi Kasus Demam di Dekat Perbatasan China Sebagai Flu
Ilustrasi penanganan COVID-19 di Korea Utara. (Sumber: KCNA)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Korea Utara mengonfirmasi pada Hari Jumat, kasus demam yang tidak diketahui yang dilaporkan dekat perbatasan dengan China, adalah kasus flu menurut media pemerintah.

Sehari sebelumnya, Korea Utara mengunci daerah itu dan memobilisasi tim medis, setelah empat kasus demam dilaporkan dari Provinsi Ryanggang, tetapi itu bukan COVID-19, di mana negara itu menyatakan kemenangan bulan ini.

"Terungkap bahwa semua pasien demam di Provinsi Ryanggang adalah pasien flu," kantor berita KCNA melaporkan pada Hari Jumat, mengatakan para ahli melakukan pengamatan gejala klinis, penyelidikan hubungan epidemiologi dan tes asam nukleat, melansir Reuters 26 Agustus.

Korea Utara tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak warganya yang tertular COVID-19, diduga lantaran tidak memiliki sarana untuk melakukan pengujian secara luas. Sebaliknya, dilaporkan jumlah harian pasien demam, yang berjumlah sekitar 4,77 juta, dan mengatakan tidak ada kasus baru sejak 29 Juli.

Dalam kesempatan terpisah, KCNA melakukan wawancara media Pemerintah Rusia dengan duta besar Moskow untuk Korea Utara, Alexandr Matsegora, yang merinci situasi COVID di negara yang terisolasi itu.

Matsegora mengatakan dia telah mengangkat kemungkinan, virus itu berasal dari China, daripada melalui selebaran anti-Utara yang diterbangkan dari Korea Selatan seperti yang dibantah Pyongyang.

Tetapi, orang Korea Utara menolak pandangan itu, dengan menyajikan data yang menunjukkan wilayah utara yang berbatasan dengan China jauh lebih sedikit terkena wabah daripada wilayah selatan, katanya, tanpa memberikan angka.

Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan Korea Utara atau Matsegora, dan sebagian besar kedutaan asing dan lembaga internasional telah meninggalkan negara itu karena pandemi.

Sementara, Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani hubungan lintas batas, telah membantah klaim Pyongyang sebagai tidak berdasar, mengatakan pada Hari Jumat bahwa kebangkitan COVID tidak dapat dikesampingkan di Utara.

Matsegora menyatakan keprihatinan atas eskalasi antara kedua Korea, dengan Korea Utara bersumpah "pembalasan mematikan" atas aktivitas pengiriman selebaran di Selatan, yang katanya Pyongyang "dibandingkan dengan penggunaan senjata biokimia."

"Situasi di semenanjung Korea akan semakin diperparah dengan isu COVID-19 sebagai momentumnya," katanya.