Bagikan:

DENPASAR - Jenazah Warga Negara Asing (WNA) asal Peru, Rodrigo Ventocilla (32) yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, ternyata belum dipulangkan ke negara asalnya. Polda Bali meralat pernyataan sebelumnya.

"Jenazah masih di Bali dan masih diformalin," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto, Kamis, 25 Agustus.

Ralat pernyataan disampaikan Kombes Bayu kepada wartawan. Sebelumnya, Kabid Humas Polda Bali menyebut jenazah Rodigro sudah dipulangkan.

"Sudah tiga hari yang lalu (dipulangkan) dari orang yang diberi kuasa, kuasa hukumnya," katanya dalam wawancara sebelum pernyataan ralat dikeluarkan.

Selain itu, Polda Bali menegaskan tuduhan kekerasan selama Rodigro ditahan sebagai hoaks. Polda Bali belum menentukan langkah hukum atas tuduhan tersebut

"Nanti kita lihat apa perlu atau tidak (tindakan hukum). Tapi sementara kita sementara meluruskan yang mereka (bikin)," ujar Kombes Bayu.

Sebelumnya, Polda Bali menepis tuduhan lewat postingan akun @diversidadestm yang menyebutkan polisi di Bali melakukan tindakan penculikan, pemerasan dan penyiksaan kepada Warga Negara Asing (WNA) asal Peru, Rodrigo Ventocilla (32).

Siswa Harvard Kennedy School itu tewas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali.

WNA tersebut adalah tahanan Polda Bali dengan kasus narkotika jenis ganja. Rodrigo mengalami sakit dan dilarikan ke  RSUP Sanglah Denpasar, dan dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (11/8).

"(Tuduhan itu) tidak benar dan tidak ada. Bapak Kapolda juga menyampaikan untuk menyampaikan ketidakbenaran (tuduhan) itu," kata Kombes Bayu.

Tuduhan kekerasan itu disebut polisi dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di luar negeri. Kombes Bayu menegaskan WN Peru Rodrigo saat diserahkan ke Polda Bali oleh Bea dan Cukai Ngurah Rai sudah mengalami sakit dan mual-mual sehingga dibawa ke rumah sakit.

“Yang bersangkutan diserahkan Bea Cukai ke Polda Bali, dan malamnya dia mual-mual dan muntah-muntah, terus dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dan dirujuk ke RSUP Sanglah dan meninggal dunia," ungkapnya.

Rodrigo diketahui datang bersama pasangannya Sebastian Marallano ke Bali. Tetapi yang ditangkap hanya Rodrigo karena membawa ganja.

"Jadi berdua seperti pasangan, sama-sama perempuan. Iya, diserahkan (Polda Bali) tapi satunya (Sebatastian Marallano) ngikut dia, hanya mendampingi intinya karena (ditahan) dia ikut saja. Tapi setelah beberapa waktu dia balik ke negaranya (ke Peru)," ujarnya.

Polda Bali ditegaskan Kombes Bayu sudah menangani WN Peru Rodigro sesuai SOP.

Dari informasi yang dihimpun, Rodrigo Ventocilla adalah seorang pria transgender dan seorang aktivis hak transgender terkemuka. Di Harvard Kennedy School, ia mengejar gelar master di bidang administrasi publik dalam pembangunan Internasional sebagai anggota sekolah angkatan 2023.