Klarifikasi Menteri Yasonna soal Tanjung Priok
Konferensi pers Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengklarifikasi ucapannya soal Tanjung Priok (Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Massa dari Tanjung Priok melakukan aksi di depan kantor Kementerian Hukum dan HAM, hari ini. Mereka menuntut ucapan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang menyebut Tanjung Priok identik dengan kriminalitas dan kemiskinan.

Massa aksi juga menuntut agar Menkumham Yasonna Laoly untuk meminta maaf atas ucapannya itu dalam waktu 2x24 jam.

Pukul 18.00 WIB, Menkumham Yasonna Laoly menggelar konferensi pers menyikapi polemik Tanjung Priok ini. Sementara, warga Tanjung Priok sudah beraksi sejak pagi hingga sore. 

Sebelum menyampaikan permintaan maafnya, Yasonna mengatakan, ada pihak yang sengaja memelintir ucapannya.

"Sebenarnya apa yang saya sampaikan ini cuma ilmiah. Seharusnya ditanggapi secara ilmiah bukan secara politik, karena saya merasa ada hal-hal yang dipelintir sehingga ada kerancuan informasi yang sampai kepada publik yang menimbulkan perbedaan pendapat," ujarnya, dalam konferensi pers, di gedung Ditjen Imigrasi, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 22 Januari.

Menurut Yasonna, tujuannya saat itu bukan untuk menghina suatu daerah atau masyarakat di daerah tersebut. Tujuannya, agar semua kalangan paham bahwa kejahatan adalah produk sosial dan mesti diperbaiki. 

"Memperbaiki kondisi-kondisi sosial yang meng-generate root crisis of crime itu lah penjelasan pokoknya. Kalaupun menunjuk keberadaan tempat itu tidak dimaksudkan, not intended to that way. Tapi ada dari orang-orang tertentu tidak memahami secara utuh, ya tidak melihatnya secara utuh," jelasnya.

Menurut dia, apa yang disampaikannya di acara resolusi pemasyarakatan 2020 di Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung warga Tanjung Priok.

"Sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung perasaannya saudara-saudara saya di Tanjung Priok, it is not intended to that way. Karena di acara itu ada Pak Kepala BNN, Kepala BNPT," tuturnya.

Di samping itu, Yasonna juga mempersilakan publik untuk bertanya kepada BNN maupun BNPT atau Polri mengenai apa yang sebenarnya disampaikan, agar tidak ada kesalahpahaman. 

Setelah itu, Yasonna menyampaikan permintaan maafnya apabila menyinggung perasaan warga Tanjung Priok.

"Ternyata berkembang penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas. Sehingga saudara-saudara saya yang ada di Tanjung Priok merasa tersinggung. Maka saya menyampaikan permohonan maaf. Sekali lagi saya ingin sampaikan saya sedikitpun tidak mempunyai maksud seperti itu, ini saya pertegas," tuturnya.

Yasonna berharap, semua dapat kembali bersatu sesama anak bangsa untuk membangun bangsa ini. Sebab, katanya, masyarakat dapat dirugikan dengan perdebatan-perdebatan yang memicu kerancuan yang tidak perlu.

"Saya akan mencari waktu yang pas untuk nanti bisa dapat bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat di Tanjung Priok," katanya.