JAKARTA - Selandia Baru akan mengirim 120 personel militer ke Inggris untuk membantu melatih pasukan Ukraina menghadapi invasi Rusia, kata pemerintah Hari Senin.
Nantinya, dua tim pelatihan infanteri akan dikirim untuk membekali pasukan Ukraina, agar memiliki kemampuan pertempuran yang efektif, termasuk penanganan senjata, pertolongan pertama pertempuran, hukum operasional dan keterampilan lainnya.
Pemerintah Selandia Baru menyebut, pelatihan 800 pasukan Kyiv akan dilakukan secara eksklusif di satu dari empat lokasi di Inggris, dengan tentara Selandia Baru tidak akan dikirim ke Ukraina.
"Kami telah menjelaskan, serangan terang-terangan terhadap kedaulatan suatu negara dan hilangnya nyawa tak berdosa, adalah salah dan tidak dapat ditoleransi," tegas PM Ardern melansir Reuters 15 Agustus.
Dia menekankan, pasukan Selandia Baru belum dan tidak akan terlibat dalam pertempuran di Ukraina.
Sebelumnya, tiga puluh personel pertahanan Selandia Baru menyelesaikan misi pada Bulan Mei untuk melatih personel militer Ukraina dalam mengoperasikan artileri.
Melansir RNZ, PM Ardern mengumumkan rencana pengiriman ini bersama dengan Menteri Pertahanan Peeni Henare, dan Kepala Angkatan Pertahanan Marsekal Udara Kevin Short.
Keputusan itu menjadikan jumlah total tentara Selandia Baru yang dikerahkan untuk mendukung Ukraina menjadi 224, jumlah yang sebanding dengan negara-negara mitra seperti Denmark (130) dan Swedia (120), kata PM Ardern.
BACA JUGA:
Keputusan seputar kontribusi Selandia Baru untuk Ukraina ditimbang pada apa yang dibutuhkan dan diminta, apa yang dapat didukung oleh mitra lain di kawasan itu dan kekuatan Selandia Baru, jelasnya.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta mengatakan, pengerahan kali ini akan mendukung kepentingan strategis Selandia Baru dan merupakan demonstrasi kebijakan luar negeri independen negara itu.
Diketahui, selain mengirim personel untuk memberikan pelatihan militer, Negeri Kiwi telah memberikan bantuan keuangan sekitar 40 juta dolar Selandia Baru, serta sanksi terhadap 840 individu dan entitas Rusia.