MEDAN - Tim Pemenangan pasangan calon di Pilkada Medan Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi (AMAN) mulai fokus menggalang kekuatan untuk memperkuat dukungan saksi di TPS. Penguatan saksi dilakukan guna mencegah terjadinya kecurangan saat pemungutan suara 9 Desember di Pilkada Medan.
“Bagaimana tidak, sekarang saja sudah ada terang-terangan mobilisasi kepling (kepala lingkungan) dan lurah untuk memenangkan kandidat sebelah. Itu saja sudah pelanggaran hukum apalagi saat hari H nanti. Makanya, kita perlu mencegah agar tidak terjadi lagi kecurangan itu,” kata Ketua Tim AMAN, Ibrahim Tarigan dalam rapat Tim Pemenangan di Sekretariat Bersama AMAN Jalan Sudirman 40, Medan, Selasa 17 November.
Hadir dalam rapat tersebut, antara lain, Ketua Partai Demokrat Medan Burhanuddin Sitepu, perwakilan dari PKS, pengurus Tim AMAN, serta puluhan relawan dari berbagai kecamatan.
Ibrahim meminta agar para relawan dan tim pemenangan AMAN senantiasa waspada, apalagi masa kampanye akan memasuki babak akhir. Kewaspadaan itu wajib ditingkatkan, terutama sejak 7 Desember hingga hari pencoblosan 9 Desember agar ruang untuk berbuat kecurangan dapat dipersempit.
Langkah-langkah yang dikembangkan Tim AMAN, antara lain, merekrut lebih dari 100 ribu saksi untuk mengawasi proses pemungutan dan penghitungan suara di luar TPS minimal 10 oang. Dengan begitu 4.303 TPS memiliki saksi dari AMAN.
Para saksi itu juga nantinya akan mengawasi saat pergeseran kotak suara dari TPS ke kelurahan atau ke kecamatan. Semua kegiatan pencoblosan dan penghitungan suara yang dipimpin oleh pengurus Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) juga akan mendapat pemantauan dari para saksi.
Apalagi menurut Ibrahim muncul isu ada KPPS titipan dari kelompok tertentu. Dengan pengawasan itu, dia berharap petugas KPPS tetap bersikap professional dalam bertugas.
Sementara untuk mengantisipasi ancaman ‘serangan fajar’ menjelang hari H, Ibrahim meminta para relawan AMAN agar aktif melakukan pemantauan di lingkungan masing-masing.
“Kalau ada aksi money politics ini, langsung foto dan kita laporkan,” kata Ibrahim.
BACA JUGA:
Masyarakat yang mendapat tawaran sembako dan yang kontan, menurut Ibrahim, bisa saja menerima bantuan tersebut. Tapi pilihan menurutnya harus tetap nomor urut 1, Akyar-Salman.
“Silakan terima sembako dan uangnya, tapi jangan coblos orangnya. Warga Medan layaknya coblos nomor 1 yang tidakmenjanjikan uang dan sembako,” kata brahim.
Selain itu, Ibrahim menghimbau agar aparat keamanan, KPU dan Bawaslu Medan bersikap adil dan bijak dalam menjalankan tugasnya. Bila semua dilakukan sesuai aturanIbrahim yakin, Pilkada Medan akan berjalan demokratis dan jauh dari kecurangan.