Bagikan:

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan telah menggunakan zona musim terupdate atau ZOM9120 sehingga akurasi prakiraan musim hujan periode 2022-2023 akan semakin tepat dan akurat.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, ZOM9120 merupakan hasil pemutakhiran zona musim berdasarkan normal curah hujan periode 1991-2020. Sebelumnya BMKG berpatokan pada rata-rata kondisi iklim tahun 1981-2010.

"Insya Allah data dan informasi yang dihasilkan BMKG akan semakin lebih andal, lebih tepat, dan lebih akurat," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Rabu 3 Agustus.

Dwikorita menjelaskan, zonasi musim terupdate dilakukan berdasarkan penggabungan data hasil observasi in situ di permukaan bumi dan data berbasis satelit sehingga diharapkan lebih dapat diterima secara spasial dan temporal.

Zonasi musim terupdate juga diharapkan dapat mencerminkan karakteristik iklim lebih spesifik di masing-masing wilayah dan bisa digunakan sebagai basis informasi iklim 10 tahun mendatang.

Setelah pemutakhiran zona musim, ada penambahan zona musim di seluruh Indonesia dari 407 zona menjadi 699 zona.

Zona musim yang semula meliputi 342 ZOM dan 65 Non-ZOM) bertambah menjadi 583 ZOM dengan dua musim atau lebih dan 116 ZOM dengan satu musim (sebelumnya disebut Non-ZOM).

ZOM9120 meliputi 156 ZOM di Sumatera, 193 ZOM di Jawa, 67 ZOM di Kalimantan, 20 ZOM di Bali, 27 ZOM di Nusa Tenggara Barat, 28 ZOM di Nusa Tenggara Timur, 104 ZOM di Sulawesi, 40 ZOM di Maluku, dan 64 ZOM di Papua.

Dwikorita mengungkapkan, akurasi data dan informasi iklim BMKG sangat penting karena menjadi rujukan dan pijakan kebijakan bagi banyak sektor, termasuk transportasi, infrastruktur, pertanian dan kehutanan, kelautan dan perikanan, tata ruang, kesehatan, pariwisata, pertahanan keamanan, serta penanggulangan bencana.