Disdik DKI Bantah Ada Sekolah di Jakbar yang Paksa Siswi Kenakan Hijab: Hanya Saat Kegiatan Baca Al-Qur'an
Foto via Instagram ima.mahdiah

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Sub Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mengklarifikasi isu yang beredar mengenai dugaan pemaksaan siswi mengenakan hijab pada seragamnya pada sekolah negeri di Jakarta Barat.

Taga menegaskan, tidak ada sekolah negeri di Jakarta yang mewajibkan siswinya yang beragama Islam untuk mengenakan hijab. Begitu juga pada dua sekolah di Jakarta Barat yang dimaksud.

"Kemarin (di dua sekolah Jakarta Barat) itu enggak mewajibkan, Kita sudah tanya ke sana nggak ada diwajibkan, apalagi dipaksa-paksa. Ini zaman beragam keagamaan di sekolah negeri, ada Kristen, ada Hindu, ada Buddha. Berbagai agama," kata Taga saat dihubungi, Rabu, 3 Agustus.

Setelah Dinas Pendidikan DKI mendapat keterangan dari guru pada dua sekolah tersebut, kondisinya adalah sang guru hanya mengimbau siswa untuk mengenakan hijab pada kegiatan khusus, yakni pembacaan ayat Al-Qur'an.

Sehingga, dari imbauan tersebut, para siswi memerlukan seragam sekolah lengan panjang beserta hijab. Namun, Taga menjelaskan bahwa penggunaan hijab atau tidak merupakan hak masing-masing siswi.

"Di sekolah itu kan ada kegiatan baca Al-Qur'an, sebaiknya menggunakan hijab. Namun, itu tidak ada pemaksaan atau kewajiban kepada semua muslimah atau siswi yang beragama islam menggunakan hijab," tutur Taga.

"Misalnya guru agama di sekolah, saat ada materi Al-Qur'an, materi salat, kan menutup aurat. Sebenarnya guru di sekolah kewajibannya menyampaikan 'Ajaran islam seperti ini materinya'. Tapi, kembali lagi kepada siswa," lanjutnya.

Sebagai informasi, dugaan pemaksaan siswi mengenakan hijab dilontarkan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Ima Mahdiah.

Dalam akun Instagramnya, Ima bercerita terdapat orang tua siswa pada satu SD dan satu SMP negeri di Jakarta Barat mengaku tidak mampu dengan keharusan membeli seragam tambahan muslim beserta hijab untuk anaknya.

Dua sekolah di Jakarta Barat, diduga melakukan pemaksaan siswinya dalam menggunakan hijab. Keduanya Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menegah Pertama (SMP).

"Bertemu anak SD yang tidak mampu beli seragam sekolah, saya tanya kenapa SD negeri pakaiannya panjang-panjang. Saya pikir hanya hari jumat saja. Ternyata ibunya bilang, 'diwajibkan pakai baju panjang di sekolah'," tulis Ima dalam akun ima.mahdiah, beberapa waktu lalu.

"Saya temui anak SMP negeri belum siap pakai jilbab tapi dipaksa gurunya secara lisan dibilang yang tidak pakai jilbab hanya non-muslim. Padahal ini sekolah negeri," tambahnya

Bahkan, Ima melanjutkan, beberapa orang tua murid harus kembali membeli seragam, lantaran seragam yang dibeli sebelumnya tidak sesuai.

"Bahkan ada yang sudah beli seragam biasa disuruh ganti dan akhirnya jadi beli lagi, kena biaya lagi," ujar dia.