Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta gubernur seluruh provinsi di Indonesia untuk melakukan rehabiilistasi badan sungai untuk meminimalisasi bencana banjir dan longsor di musim hujan ini. Hal itu sesuai dengan aturan pemerintah yang menegaskan, sungai harus terbebas dari bangunan yang mempersempit aliran air.

Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan KLHK, Chairil Anwar Siregar menyatakan, setiap gubernur harus memperhatikan betul kondisi lingkungan di sungai. Jika tidak memperhatikan dengan baik, dampaknya akan merugikan masyarakat di sekitar daerah tersebut, karena rawan banjir dan longsor.

"Kita sudah sarankan ke mana-mana. Seharusnya gubernur rehabilitasi badan sungai. Itu membantu untuk mengurangi intensitas kerusakan sungai," kata Chairil, di Gedung KLHK, Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Selasa, 21 Januari.

Chairil menerangkan, saat banjir dan longsor di Jabodetabek, intesitas hujan mencapai 370 milimeter dan terjadi dalam satu malam. Jumlah ini setara dengan hujan selama dua bulan. Karenanya, data ini perlu jadi acuan untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Bisa dibayangkan, jadi sungai harus tidak boleh dibangun tempat tinggal," tuturnya.

Sementara, untuk daerah lereng, Chauril menyarankan masyarakat menghindari aktivitas pertanian di sana. Jika ingin melakukan aktivitas budidaya tanaman, diharapkan tidak mendirikan tempat tinggal di area lereng karena akan sangat berbahaya di musim hujan seperti ini.

"Longsor terkait dengan kemiringan lereng (slope) dan hal ini yang paling kritis. Karena pada malam hari temperature turun, molekul air membesar, partikel tanah terangkat, dan saat siang hari temperatur tanah kembali normal dan terjadi pemindahan patikel tanah (soil creep)," jelasnya.

Menurut Chairil, jika hal itu terjadi di tanah yang datar, maka akan kembali ke tempat semula. Namun, jika di tanah miring dengan dukungan gravitasi, maka tanah akan longsor.

"Sepanjang permukaan tanah bervegetasi bagus, perakarannya bagus, infiltrasi akan aliran bagus, namun jika di daerah miring, air limpasan (run off) yang terjadi akan cepat sekali. Diperlukan tindakan untuk memperlambat run off dengan memperkecil daya abrasi," tuturnya.