BANDARLAMPUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung menargetkan penurunan angka stunting pada 2022 ini menjadi 16 persen atau turun 3,4 persen.
"Kalau kita lihat angka stunting pada 2021 berada di 19,4 persen untuk tahun 2022 kami menargetkan turun menjadi 16 persen, sehingga pada 2024 angka prevalensinya menjadi 10 persen," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana Kota Bandarlampung Dr Santi Sundari di Bandar Lampung, Antara, Senin, 1 Agustus.
Grafik stunting di Bandarlampung terus menurun setiap tahunnya, dimana pada tahun 2020 ke 2021 terjadi penurunan sekitar 6 persen sehingga saat ini prevalensinya berada di angka 19,4 persen. "Tentunya penurunan angka stunting ini berkat adanya kerja keras dari lintas sektoral dan juga dukungan Wali Kota Bandarlampung," kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandarlampung, Khaidarmansyah, mengungkapkan guna menurunkan angka stunting yang saat ini prevalensi berada di angka 19,4 persen tentunya harus dibuat program yang tepat sasaran yang namanya konvergensi.
"Konvergensi itu kan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) punya anggaran yang arahnya harus menuju kepada penanganan stunting. Jadi diharapkan setiap OPD tau perannya masing-masing," kata dia.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi stunting merupakan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
BACA JUGA:
"Salah satu faktor yang mempengaruhi itu kan pertumbuhan ekonomi. Jadi ekonomi masyarakat ini harus di dongkrak, kalau perekonomiannya baik maka daya beli masyarakat juga meningkat termasuk untuk belanja kesehatannya sehingga anak yang lahir pun normal," kata dia.