Soal Bangunan Ambruk di Johar Baru, Polisi: Jika Penyebabnya Akibat Galian Saluran, Instansi Terkait Akan Diperiksa
Bangunan yang ambruk di Johar Baru, Jakarta Pusat. (Rizky Sulistio)

Bagikan:

JAKARTA - Polres Metro Jakarta Pusat masih menunggu hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) di bangunan ambruk, Jalan Rawa Sawah II, Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat.

Akibat kejadian itu, seorang wanita berinisial Z (33) ditemukan tewas tertimpa reruntuhan.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Gunarto mengatakan, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap instansi terkait proyek galian saluran air di sekitar TKP.

Namun pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan Puslabfor yang dilakukan pada Sabtu, 30 Juli, siang tadi.

"Kita juga nunggu dari hasil Tim Puslabfor. Kalau nanti hasil dari labfor menyatakan penyebab jatuhnya itu seperti apa, misalkan penyebabnya dari galian itu ya nanti pasti kita panggil lah. Makanya sementara olah TKP nya masih dilakukan," kata Kompol Gunarto, Sabtu, 30 Juli.

Kompol Gunarto mengatakan, pihaknya masih mendalami penyebab robohnya bangunan yang menewaskan 1 warga tersebut. Sebanyak tiga orang warga juga masih dimintai keterangan.

"Warga sekitar yang melihat kejadian itu baru tiga orang kita periksa, untuk yang katanya ada pekerjaan galian itu masih kita dalami," ujarnya.

Kompol Gunarto menjelaskan, penyelidikan masih terus dilakukan. Dia menyebut polisi masih menunggu hasil pemeriksaan Tim Puslabfor.

"Kita lihat siapa pekerjanya siapa, nanti kita lihat prosedurnya, SOP-nya bagaimana itu apabila nanti hasil labfor seperti apa gitu," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, bangunan ambruk diduga imbas proyek pengerjaan (normalisasi) saluran air program penataan kawasan kumuh oleh Pemprov DKI Jakarta di Jalan Rawa Sawah II, Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, masih terpasang garis polisi.

Akibat kejadian itu, seorang warga Johar Baru berinisial Z (33) meregang nyawa. Saat ditemukan petugas, korban sudah meninggal dunia.

Sementara korban wanita yang mengalami luka patah kaki diketahui bernama Sutami (60). Sutami merupakan istri dari seorang pengayuh becak yang kerap mangkal di perempatan Pasar Gembrong Lama, yang berjarak hanya sekitar 30 meter dari lokasi bangunan runtuh.

Berdasarkan keterangan Yanto, saksimata kejadian, bagian depan bangunan yang runtuh itu sebelumnya ada pengerjaan proyek saluran air.

"Petugas galian dengan sengaja membengkokan cakar ayam dan mengambil batu kali yang besar (pondasi rumah)," katanya, Kamis, 28 Juli, malam.

Kemudian tak lama berselang, sambungnya, terlihat reruntuhan material tembok yang diikuti dengan karung yang ada di atas rumah.

"Beberapa menit kemudian, pekerja galian melompat dari lobang galian (menyelamatkan diri) karena mendengar suara retakan tembok," jelas Yanto.

Yanto menyebutkan, kejadian bangunan rumah itu runtuh sekitar pukul 15.15 WIB.

"Tak lama kemudian, bangunan rumah itu roboh terdengar suara gemuruh," katanya.