Seragam Pegawai BPN Pakai Baret dan Tongkat Komando, Politikus Ini Kritik Hadi Tjahjanto: Wibawa dan <i>Respect</i> Bukan karena Baju!
Menteri ATRBPN Hadi Tjahjanto saat meresmikan penggunaan tanda baret, pangkat, dan penggunaan tongkat komando kepada bawahannya. (Instagram kementerian.atrbpn)

Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Ardi Wirdamulia atau Awe mengkritik kebijakan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto yang menambahkan sejumlah atribut pada seragam anak buahnya agar seperti aparat penegak hukum lainnya.

Menurut Awe, dalam hal ini, Hadi telah salah dalam membangun langkah agar tujuan dalam memberantas mafia tanah mulus tercapai.

"Beginilah salah pikir itu dibangun," kata Awe lewat akun Twitternya, @awemany, Kamis 28 Juli.

Seragam pegawai ATR/BPN resmi ditambahkan tanda baret, pangkat, dan penggunaan tongkat komando. Upaya itu dilakukan agar wibawa dan rasa percaya diri pegawai ATR/BPN di wilayah meningkat sehingga tak ragu memberantas mafia tanah.

"Wibawa dan respect itu bukan karena baju atau seragam," komen Awe.

Awe menilai Kementerian ATR/BPN sepatutnya hanya perlu bersikap profesionalitas dengan tidak melanggar aturan serta bertindak tegas kepada pihak yang melanggar hukum utamanya sindikat kasus tanah. Integritas yang dibangun itu dengan sendirinya akan melahirkan sikap hormat dari publik.

"Dari perilaku Pak. Kalau perilakunya terpuji ya orang hormat," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, seragam pegawai Kementerian ATR/BPN saat ini tersemat tanda baret, pangkat, hingga pemakaian tongkat komando.

Inovasi itu digagas Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto yang realisasinya dimulai pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ATR/BPN pada Selasa, 26 Juli.

Pemkaian atribut pada seragam pegawai Kementerian ATR/BPN utamanya di wilayah, diharapkan dapat memupuk kewibawaan sehingga berani dalam memberantas mafia tanah.

"Apabila ada pejabat Kakanwil dan Kakantah sudah menjalankan tugas sesuai prosedur dan dilaksanakan sebaik-baiknya, namun Kakantah, Kakanwil atau pegawai di kriminalisasi maka saya akan pasang badan untuk membela mereka," ujar Hadi, dikutip dari situs resmi Kementerian ATR/BPN.

Hadi menjelaskan, tongkat komando dan baret digunakan lengkap bersama dengan pakaian dinas harian dengan tujuan agar Kakanwil BPN Provinsi dan Kakantah dapat lebih percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan.

Hadi juga berharap agar Kakanwil dan Kakantah selain menjaga kewibawaan dalam menjalankan tugas, juga bisa merasa setara dengan jajaran penegak hukum lainnya.

"Tongkat komando dan baret adalah bentuk kesetaraan [sesama penegak hukum] itu," tandasnya.