Panglima TNI Sidak ke Tiga Markas Komando Khusus, Pengamat: Cek Pasukan untuk Hadapi Ancaman Negara
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur ((ANTARA/HO-Puspen TNI)

Bagikan:

JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke tiga Markas Komando Pasukan Khusus TNI yaitu Kopassus TNI Angkatan Darat, Marinir TNI Angkatan Laut, dan Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara. 

Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai Panglima TNI sengaja melakukan sidak pada Kamis, 19 November guna mengecek kesiapan prajuritnya terutama yang berasal dari komando pasukan khusus untuk memastikan mereka siap dalam menghadapi ancaman negara kapanpun dan di mana pun. 

Apalagi, sebagai pimpinan tertinggi, dirinya memang memiliki kewajiban untuk memimpin prajurit TNI untuk berhadapan segala ancaman yang mungkin terjadi saat ini.

"Sidak pasukan khusus sebenarnya itu biasa terjadi. Tetapi, bila kondisi negara dalam situasi yang genting, tentu saja berarti Panglima TNI sedang mengecek kesiapan pasukannya dalam menghadapi ancaman pertahanan negara apapun bentuknya," kata Susaningtyas saat dihubungi VOI, Jumat, 20 November.

Selain itu, dia menilai, sidak ini bisa saja berkaitan dengan kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dari Arab Saudi sejak Selasa, 10 November lalu. 

"Bila ada hubungan (dengan kepulangan Rizieq, red) itu adalah hal yang wajar," tegasnya.

Susaningtyas menilai, TNI dan Polri memang menaruh perhatian khusus untuk mencegah terjadi tindak terorisme dan berbagai gerakan anti Pancasila. Gerakan ini, kata dia, harus mampu diredam karena di tengah pandemi COVID-19  masyarakat membutuhkan solidaritas dan saling bahu membahu yang merupakan cerminan nilai Pancasila. 

"Bukan malah ada yang mengambil kesempatan dan kesempitan dengan memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya dengan memecah belah bangsa maupun mengganggu pemerintahan yang sah, baik itu dari kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu atau kelompok politik tertentu," ungkapnya.

Senada dengan Susaningtyas, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, Panglima TNI mungkin saja sudah melihat adanya potensi ancaman yang bisa memecah belah bangsa. Sehingga, dia merasa perlu menyiapkan pasukannya, karena ancaman ini mungkin saja perlu dihadapi dengan kekuatan TNI.

"Soal apakah itu ada kaitannya dengan kepulangan Habib Rizieq Shihab, itu belum tentu. Tapi mungkin ada kekuatan yang tak terlihat dari pihak lain dan harus dihadapi oleh kekuatan prajurit TNI," ungkapnya.

"Jadi untuk berjaga-jaga agar tidak ada hal buruk yang terjadi pada bangsa maka TNI kemudian disiagakan," imbuh Ujang.

Sebelumnya, melalui keterangan tertulis, Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Sus Aidil mengatakan sidak yang dilakukan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ke tiga Markas Komando Pasukan Khusus TNI bertujuan untuk mengecek secara langsung kesiapsiagaan dari Pasukan Khusus TNI, bila sewaktu-waktu dibutuhkan dalam penugasan.

Dalam apel kesiapsiagaan di tiga satuan pasukan khusus tersebut, kata Aidil, dibutuhkan waktu rata-rata enam menit untuk mengumpulkan pasukan lengkap berikut perlengkapan tempurnya.

Tiba di Markas Kopassus, Panglima TNI disambut langsung oleh Danjen Kopassus Mayjen TNI Mohamad Hasan beserta jajaranya diminta untuk mengumpulkan seluruh personel Korps Baret Merah agar segera melaksanakan apel kesiapsiagaan. Di hadapan prajurit Kopassus, Panglima TNI menegaskan bahwa Prajurit Baret Merah (Kopassus) adalah pasukan kebanggaan bangsa Indonesia. 

"Kalian adalah kesatria bangsa yang siap ditugaskan untuk menjaga negara dan bangsa ini dari ancaman dan gangguan musuh yang ingin mencabik-cabik kesatuan dan persatuan bangsa. Kalian adalah prajurit terlatih dan hanya dalam hitungan enam menit, seluruh prajurit sudah berkumpul lengkap dengan perlengkapan standar," kata Marsekal Hadi dikutip Antara, Kamis, 19 November.

Marsekal Hadi Tjahjanto berpesan agar seluruh prajurit Kopassus agar terus berlatih dan berlatih untuk selalu meningkatkan performa tempur prajurit profesional.

"Kesenyapan adalah profesionalitasmu. Berani, benar dan berhasil. Komando..., Komando…," teriak Panglima TNI.

Sidak dilanjutkan ke Markas Korps Marinir TNI AL yang berada di Cilandak. Tiba di Markas Marinir, Panglima TNI disambut Dankormar Mayjen TNI (Mar) Suhartono dan jajarannya.

Panglima TNI meminta agar seluruh pasukan di Kesatrian Marinir Hartono Cilandak dikumpulkan. Lonceng dibunyikan dan seluruh pasukan langsung berlari dan berkumpul di lapangan. Semua pasukan memakai seragam dan membawa peralatan, lalu berbaris saat sampai di lapangan.

Di hadapan prajurit Marinir, Panglima TNI mengatakan  kesiapsiagaan adalah hal yang utama karena prajurit harus hadir di tengah masyarakat untuk mendapatkan hati rakyat.

"Saya merasa bangga, hadir di tengah-tengah prajurit petarung. Tidak seperti biasanya, saya secara mendadak melaksanakan alarm dan saya nilai kesiapsiagaan prajurit petarung sangat baik. Kebanggaan adalah kehormatan. Oleh sebab itu, harus dijaga dan dipertahankan," ucapnya.

Sidak terakhir di Markas Wing I Paskhas Lanud Halim Perdanakusuma. Tiba di Markas Korps Paskhas, Panglima TNI disambut langsung oleh Dankorpaskhas Marsda TNI Eris Widodo Y. 

Panglima TNI menilai pendadakan yang dilaksanakan di Paskhas sangat bagus karena kesiapsiagaannya, dan mengapresisasi kepada Paskhas terkait tugas-tugas yang diberikan dan diemban dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu, para prajurit Korps Baret Jingga diperintah untuk terus meningkatkan profesionalismenya karena profesionalisme adalah nafas bagi setiap prajurit. Untuk itu tetaplah berlatih dan berlatih.

"Tugas TNI adalah menjaga Ibu Pertiwi dari gangguan dan ancaman atau musuh yang memiliki niat jahat untuk menginjak-injak persatuan bangsa. Komando…., Komando… ," teriak Panglima TNI.