Arab Saudi Luncurkan Korvet Baru untuk Angkatan Laut di Spanyol: Dibekali Kemampuan Tempur Udara, Permukaan dan Bawah Air
Peluncuran kapal perang baru Arab Saudi. (Twitter/@modgovksa)

Bagikan:

JAKARTA - Angkatan Laut Kerajaan Saudi (RSNF) meluncurkan armada terbarunya di San Fernando, Spanyol, Kementerian Pertahanan Kerajaan mengumumkan pada Hari Selasa.

Dinamai HMS Al-Diriyah Avanti 2200, ini adalah korvet kedua di kelasnya setelah HMS Jubail, yang akan diluncurkan dalam empat bulan. Proyek manufaktur Sarawat bersama Kerajaan akan memproduksi tiga kapal lagi untuk ditambahkan ke armada.

Pada kesempatan tersebut, Komandan RSNF Letnan Jenderal Fahd Al-Ghufaili mengibarkan bendera Arab Saudi di HMS Al-Diriyah, menandai masuk resminya ke dalam layanan angkatan laut.

Dia mengatakan, proyek Sarawat akan memastikan angkatan laut siap tempur, mampu memperkuat keamanan maritim negara dan melindungi kepentingan strategis vitalnya di kawasan itu, melansir Arab News 27 Juli.

Lebih lanjut Al-Ghufaili mengatakan, proyek itu merupakan bagian penting dari rencana Kerajaan untuk mengembangkan industri militer lokal dengan teknologi terbaru. Dia memuji pemerintah yang mendukung inisiatif ini.

Sementara itu, Walid Abukhaled, CEO Industri Militer Arab Saudi, mengatakan peluncuran HMS Al-Diriyah merupakan dorongan lebih lanjut untuk sistem pertahanan nasional negara itu.

Dia mengatakan lima kapal RSNF yang merupakan bagian dari proyek Sarawat akan dilengkapi dengan sistem manajemen tempur angkatan laut Saudi pertama yang disebut HAZEM. Ini merupakan indikasi kemajuan yang dibuat dalam mengembangkan sistem canggih seperti itu secara lokal, dan memelihara bakat lokal untuk mencapai prestasi ini.

Abukhaled mengatakan, perjanjian Kerajaan dengan perusahaan Spanyol Navantia akan memastikan transfer teknologi yang sangat dibutuhkan, untuk meningkatkan sektor manufaktur pertahanan negara.

Diketahui, proyek Sarawat adalah usaha patungan antara SAMI dan Navantia untuk membangun lima Avanti 2200 Corvette untuk RSNF. Ini merupakan bagian dari visi Kerajaan untuk melokalisasi 50 persen industri militer pada tahun 2030.

Kapal-kapal tersebut memiliki sistem tempur terbaru untuk menghadapi ancaman udara, permukaan dan bawah air. Proyek ini mencakup pelatihan untuk kru, dan dukungan teknis dan logistik jangka panjang.