Dua Program Awal Biden adalah Memperbaiki 'Kegagalan' Trump
Kamala Harris dan Joe Biden (Instagram/@joebiden)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut penanggulangan pandemi COVID-19 sebagai prioritas utamanya. Selain itu, Biden juga menjanjikan kebijakan-kebijakan yang dapat menghapus berbagai bentuk rasisme di AS. Dua program tersebut, bagaimanapun menunjukkan fokus Biden terhadap kegagalan-kegagalan Trump yang ditangkap publik.

Soal COVID-19, Biden menjanjikan lebih banyak pengujian COVID-19. Ia juga bersumpah menjadi teladan untuk memberi daya dorong lebih besar kepada warga AS agar mau mengenakan masker di setiap aktivitas luar ruangan.

Melansir BBC, Senin, 9 November, Biden diperkirakan akan segera menunjuk 12 anggota gugus tugas penanggulangan COVID-19. Meski begitu, hal itu masih dinilai retorika politik belaka, mengingat kemenangan Biden sejatinya belum secara resmi diumumkan.

Joe Biden didampingi Kamala Harris dalam sebuah pidato (Instagram/@joebiden)

Dalam pidato pertamanya sejak dinyatakan menang electoral college, Biden mengungkap keinginannya menyatukan rakyat AS. Biden bahkan ingin berbicara langsung kepada pendukung Trump untuk segera berhenti bertingkah sebagai musuh.

Sebagai persiapan, dia dan Kemala Harris telah meluncurkan sebuah situs untuk masa transisi kepemimpinan AS. Biden, lewat timnya mengungkap mereka akan terus berfokus pada ekonomi, mengatasi rasisme, dan perubahan iklim.

Rencana penanggulangan COVID-19 akan bersanding dengan ragam janji lainnya, seperti bergabung kembalinya AS dalam perjanjian iklim Paris, mengembalikan dukungan AS terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengakhiri larangan terbang ke AS bagi tujuh negara muslim, dan memulihkan kebijakan era Obama, yakni memberikan status kepada migran yang tak memiliki dokumen untuk anak-anak.

Tanggulangi COVID-19

Sebelumnya Biden telah berjanji akan melakukan perubahan besar dalam cara Gedung Putih menanggulangi COVID-19. Kata Biden, kepemimpinannya melawan pandemi dapat dipastikan berbeda. Trump, bagaimana opini publik dikenal sebagai sosok yang kerap meremehkan COVID-19. Trump juga menolak protokol kesehatan, termasuk mengenakan masker dan jaga jarak.

Sementara, Biden justru mendorong penanggulangan COVID-19 secara masif. Tak hanya itu. Tim Biden turut memastikan semua warga AS akan memiliki akses melakukan pengunjian COVID-19 rutin dan gratis. Terkait Satgas COVID-19, ke depan akan dipimpin mantan ahli bedah, Jenderal Vivek Murthy dan mantan Komisaris Food and Drug Administration (FDA), David Kessler.

Donald dan Melania Trump saat mengumumkan kasus positif keduanya (Instagram/@flotus)

Untuk mengunci kemenangan melawan COVID-19, Biden juga akan membuat aturan yang mewajibkan warga AS di seluruh negeri mengenakan masker. Menurutnya, langkah itu akan menyelamatkan banyak nyawa.

Perihal ekonomi yang jatuh ke titik terendah karena pandemi turut dipikirkan tim Biden. Biden berencana AS akan meningkatkan manufaktur, berinvestasi dalam infrastruktur, perawatan yang terjangkau, dan mengurangi kesenjangan antara kelompok etnis yang berbeda.

Melawan rasisme

Dalam melawan rasisme Biden tak pernah main-main. Bahkan Biden berencana menjadikan penanganan rasisme sebagai pilar utama pemerintahannya. Beberapa di antaranya adalah menjamin akses perumahan terjangkau bagi komunitas kulit hitam dan minoritas, perlakuan adil, dan gaji yang setara antara kulit putih dan hitam.

Tim Biden juga menambahkan, bahwa mereka akan melanjutkan reformasi kepolisian di AS yang melarang pengguaan teknik cekik leher kepada pelaku kriminal, yang banyak memakan korban jiwa, termasuk seorang kulit hitam George Floyd yang memancing unjuk rasa besar-besaran.

Untuk mendukung hal itu, Biden akan menghentikan transfer senjata perang ke pasukan polisi dan segera membentuk komisi pengawasan polisi nasional. Hal yang paling menarik dari rencana Biden ialah dirinya akan mengurangi populasi penjara AS.

 Yang mana, saat ini jumlahnya mencapai lebih dari dua juta orang dan terbesar di dunia. Tim Biden mengungkap: "Sistem peradilan pidana kita tidak bisa hanya kecuali kita membasmi perbedaan ras, jenis kelamin, dan pendapatan dalam sistem.”