Bagikan:

JAKARTA - Luis Arce telah resmi memenangi pemilihan Presiden Bolivia. Pria 57 tahun kini resmi dilantik dan disumpah sebagai Presiden Bolivia yang baru. Terpilihnya Arce njadi penantian yang ditunggu warga Bolivia sejak mantan Presiden Evo Morales melepas status sebagai orang nomor satu Bolivia November tahun lalu.

"Kami memulai era baru dalam sejarah kami dan kami ingin melakukannya dengan pemerintahan yang melibatkan semua orang, tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun," kata pemimpin partai Gerakan untuk Sosialisme (MAS), dikutip Yeni Safak, Senin, 9 November.

"Pemerintah kami akan berusaha untuk membangun kembali negara kami dalam kesatuan untuk hidup dalam damai," tambahnya.

Meski begitu, Arce pun turut menyelipkan kritikan dalam pidatonya. Kritikan secara langsung diarahkan kepada pemerintahan sementara, Jeanine Anez yang dituding telah merusak domokrasi di Bolivia. Sebab, langkah Anez yang menunda-nunda pilpres telah menyebabkan hilangnya banyak nyawa.

Tak hanya itu, beberapa jam sebelum dilantik, Arce pun berbicara terkait kemungkinan Bolivia akan menjalin kerjasama baru dengan Amerika Serikat (AS). Hal itu dikarenakan warga AS telah memilih presiden ke-46, Joe Biden.

"Dengan pemerintahan baru, kami berharap dapat meningkatkan hubungan yang diterjemahkan ke dalam kesejahteraan rakyat kami," kicau Arce lewat Twitter.

Sementara itu, upacara penobatan Presiden Arce diadakan di La Paz. Dalam upacara tersebut para pemimpin kawasan dan beberapa pemimpin Negara-negara sahabat ikut hadir menyambut presiden yang baru. Beberapa di antaranya ada nama Raja Felipe VI dari Spanyol, Presiden Paraguay, Argentina, dan Kolombia.

Tercatat, hanya Presiden Venezuela, Nicolas Maduro yang tak datang ke acara pelantikan. Namun, Maduro langsung mengirimkan Menteri Luar Negeri, Jorge Arreaza untuk menggantikan dirinya. Bersamaan dengan itu, Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif dan pejabat senior dari Chili ikut hadir meramaikan acara pelantikan.