JAKARTA - Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta menyebut kampus di Indonesia merupakan tujuan favorit masyarakatnya dalam melanjutkan pendidikan tinggi.
“Setiap tahun, pemerintah kami menyediakan anggaran pendidikan yang cukup besar untuk mahasiswa melanjutkan pendidikan tinggi. Angkanya mencapai 30 juta Dolar AS,” ujar Presiden Ramos-Horta dalam kunjungannya ke Kampus Unika Atma Jaya di Jakarta, Antara, Kamis, 21 Juli.
Dia menyebutkan anggaran tersebut diperuntukkan bagi masyarakatnya untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke sejumlah kampus top dunia, termasuk untuk melanjutkan kuliah di Indonesia. “Kampus-kampus Indonesia menjadi favorit mahasiswa kami,” ujar dia.
Dengan beasiswa tersebut, pihaknya ingin meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di negaranya. Sejumlah bidang yang menjadi prioritas, di antaranya kedokteran, ekonomi, hukum, sains dan teknologi, hingga teknologi informasi.
Dalam kesempatan tersebut, dia menekankan hubungan baik yang sudah terjalin dengan baik antara Indonesia dan Timor Lester, terutama di bidang pendidikan.
Pada kuliah umum di kampus itu, Ramos-Horta menekankan pentingnya komunikasi politik yang memberi dampak positif bagi kedekatan Timor Leste dan Indonesia dalam bidang pendidikan. Salah satunya dengan pemberian beasiswa bagi mahasiswa Timor Leste untuk kuliah di Unika Atma Jaya.
Rektor Unika Atma Jaya Dr A Prasetyantoko mengatakan pihaknya menyediakan beasiswa bagi 50 mahasiswa asal Timor Leste. Sejumlah kerja sama lain yang dilakukan, di antaranya pertukaran mahasiswa, riset dan lainnya.
BACA JUGA:
“Pemberian beasiswa merupakan perluasan pendidikan yang dilakukan Unika Atma Jaya dalam mendukung program pemerintah secara maksimal. Hal itu sejalan dengan cita-cita pendiri Atma Jaya, yakni Frans Seda, sebagai pendiri Unika Atma Jaya. Hubungan baik antara Timor Leste dan Unika Atma Jaya akan terus berlangsung dengan adanya program students exchange, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam bentuk kuliah kerja nyata (KKN) dan magang, kesempatan dosen untuk mengajar satu sampai dua mata kuliah di Timor Leste,” kata Prasetyantoko.