Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 3.000 lebih keluarga di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengundurkan diri atau tidak mau menerima Program Keluarga Harapan (PKH) dari pemerintah.

Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan, ribuan keluarga yang mengundurkan diri karena ekonominya sudah mampu dan menyadari ada keluarga lain yang lebih membutuhkan bantuan pemerintah.

"Kami memberikan apresiasi kepada tiga ribu lebih warga yang tadinya dapat PKH. Kalau orang dikasih duit mau saja, tapi ini ada orang secara sukarela keluar dari PKH," kata Rudy Gunawan saat menerima perwakilan warga penerima PKH di lapangan Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, dilansir Antara, Senin, 9 November.

Dinas Sosial Kabupaten Garut mencatat jumlah keluarga penerima manfaat PKH di Garut pada tahap 4 tahun anggaran 2020 mencapai 150.726 keluarga tersebar di 42 kecamatan dan yang mengundurkan diri pada 2020 mencapai tiga ribuan orang.

Bupati mengaku bangga terhadap keluarga yang sebelumnya masuk dalam daftar tidak mampu kemudian ekonominya membaik hingga akhirnya memilih mengundurkan diri sebagai keluarga penerima manfaat PKH.

Pemkab Garut, lanjut dia, untuk mengapresiasi keluarga tersebut akan memberikan piagam penghargaan yang ditandatangani langsung oleh Bupati bagi mereka yang keluar dari PKH.

"Kita akan membuat piagam penghargaan, untuk itu saya bersedia menandatangani satu per satu dari tiga ribu bagi mereka yang telah graduasi sebagai bentuk penghormatan dari pemerintah," katanya.

Koordinator Pendamping PKH wilayah Kecamatan Samarang, Garut menambahkan, mereka yang mengundurkan diri karena menyadari bahwa dirinya sudah mandiri secara ekonomi, sehingga tidak perlu lagi mendapatkan bantuan pemerintah.

Setiap tahunnya, kata dia, seperti di wilayah Kecamatan Samarang ada 20 sampai 30 keluarga mengundurkan diri dan sampai saat ini kehidupan ekonominya terpantau terus membaik.

"Setiap tahun ada yang mengundurkan diri, karena mereka sudah mampu, dan tidak perlu lagi menerima PKH," katanya.

Ia menambahkan, alasan lain mereka mengundurkan diri dari PKH karena menyadari masih ada keluarga lain yang lebih membutuhkan perhatian dan bantuan ekonomi dari pemerintah.

"Setiap tahunnya ada yang mundur, ada juga data baru penerima PKH, mereka yang mengundurkan diri karena menganggap ada warga lain yang lebih membutuhkan," katanya.