Jokowi Perintahkan Semua Jemaah Haji Pulang ke Tanah Air Divaksin Booster
ILUSTRASI UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut Presiden Joko Widodo memerintahkan jajarannya untuk melakukan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster kepada seluruh jemaah haji yang baru pulanh ke Tanah Air.

Hal ini dia sampaikan dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden usai rapat terbatas (ratas) terkait evaluasi PPKM yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

"Karena ini banyak jemaah-jemaah haji yang baru pulang, Bapak Presiden memberikan arahan untuk semua jemaah haji yang baru pulang dan belum di-booster diminta sambil menunggu di asrama haji, sebelum dijemput oleh keluarganya, bisa di-booster" kata Budi, Senin, 18 Juli.

Menkes mengungkapkan, perintah ini juga selaras dengan kebijakan vaksin booster sebagai syarat melakukan kegiatan di perkantoran hingga ruang publik, serta perjalanan.

Dia memaparkan, peningkatan capaian vaksinasi booster juga bertujuan untuk menekan angka hospitalisasi pasien COVID-19 dan mencegah perburukan kondisi orang yang terpapar virus corona.

"Yang meninggal paling tinggi adalah orang yang belum divaksin atau yang divaksin baru satu kali, sedangkan yang sudah divaksin dua kali jauh menurun persentase fatalitasnya atau yang wafat kalau terkena. Yang di-booster sudah sangat menurun persentase yang wafatnya atau yang kena," urai Budi.

"Oleh karena itu, Bapak Presiden memberikan arahan agar vaksinasi booster dipercepat. Beberapa kegiatan masyarakat nanti akan kita minta agar diwajibkan vaksinasi booster dengan tujuan untuk melindungi masyarakat. Kalau terkena (terpapar COVID-19), jangan sampai masuk RS dan jangan sampai wafat," lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa saat ini kondisi kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat.

Peningkatan kasus masih terjadi secara perlahan dan belum mencapai puncaknya. Airlangga mengungkapkan, mayoritas kenaikan kasus corona terjadi di Pulau Jawa dan Bali.

"Penambahan kasus yang tertinggi masih di Jawa-Bali, merepresentasikan hampir 95 persen," ucap Airlangga.

Sementara itu, lanjut Airlangga, kondisi perkembangan COVID-19 di luar Pulau Jawa-Bali masih relatif landai. Hanya saja, beberapa provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan mulai mengalami kenaikan kasus.

Namun, peningkatan kasus aktif mulai terjadi di Sumatera Utara. Kalimatan Selatan, Kalimatan Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.

"Yang aktif masih di Sumatera Utara, Kalimatan Selatan, Kalimatan Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah. Kemudian di luar Jawa-Bali tentu transmisi komunitas yang mulai naik itu ada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah," papar Airlangga.