SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyiapkan langkah mitigasi menjelang kepulangan jemaah haji dari Tanah Suci. Jemaah haji akan mendapat kartu sehat aman dari COVID-19, bagi yang lolos screening COVID-19.
"Jika ada yang bergejala dan suhu tubuhnya di atas 37,5 drajat celcius, maka akan diswab PCR oleh KKP yang vendornya dari BNPB. Di luar itu semua harus swab antigen, dimana swab antigen ini akan ditangani oleh Dinkes Provinsi," kata Khofifah, saat memimpin rapat proses mitigasi kepulangan jemaah haji asal Jatim di gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat, 15 Juli.
Khofifah menegaskan kebijakan itu sesuai Surat Edaran dari BNPB, yang mengatur warga negara yang melakukan perjalanan luar negeri, yang pulang kembali ke Indonesia harus dilakukan screening.
Sementara dari Kemenkes harus dilakukan booster bagi yang belum booster.
"Karena kepulangan jemaah haji ini ditangani lintas sektor, maka semua harus disinergikan. Insya Allah besok Sabtu (16/7) akan kita gelar simulasi penanganan dan apel di Asrama Haji," ujarnya.
Pada rapat lintas sektor tersebut, Khofifah menekankan agar semua pihak mulai dari otoritas bandara, KKP, Penyelenggara Haji hingga Dinas Kesehatan baik tingkat Provinsi, TNI dan Polri, kabupaten/kota harus sudah siap dan bekerja selaras dalam mengantisipasi proses Mitigasi Kepulangan Jemaah Haji Tahun 2022.
Menurut dia, upaya kewaspadaan ini tidak boleh kendor sedikitpun mengingat kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia belum selesai.
Bukan tanpa alasan, Khofifah berbagi pengalaman sewaktu menjalankan ibadah haji. Disana, lanjut Khofifah, para jemaah haji dari berbagai belahan dunia berkumpul dan bervariasi kebiasan dalam penggunaan maskernya, tidak semua orang di Tanah Suci menggunakan masker.
"Makanya, kami mohon kesadaran bersama agar yang positif dikarantina, dan Dinkes Kab/Kota akan menjemput di Asrama Haji," katanya.
BACA JUGA:
Bagi para jemaah haji yang dipastikan sehat, nantinya mereka akan mendapatkan kartu kesehatan jemaah haji. Dimana kartu itu juga dikonfirmasikan ke puskesmas terdekat, untuk terus memantau kesehatan para jemaah haji yang pulang dari Tanah Suci. "Jadi semua siap untuk memberikan layanan terbaik," ujarnya.
Khofifah menyebut jumlah jemaah haji asal Jatim mencapai 16.086 orang. Oleh karena itu, ia berpesan kesiapan petugas baik tenaga medis maupun swabber, baik yang ada di bandara hingga asrama haji.
"Jangan sampai ada swabber atau nakes yang telat. Saya minta tolong petugas sudah harus standby lebih awal, sehingga alur screening bisa cepat dan tidak terjadi penumpukan," ujarnya.