JAKARTA - Nilai tukar rupiah di pasar spot semakin perkasa. Pasalnya, di awal pembukaan perdagangan hari ini, Kamis 5 November, rupiah dibuka langsung ngegas 1,29 persen ke level Rp14.380 per dolar Amerika Serikat (AS).
Alhasil, rupiah pun menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan Asia Pasifik. Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, sentimen kepada rupiah hari ini masih soal Pipres AS. Kemenangan Biden sudah mulai terlihat setelah hasil perhitungan suara di Wisconsin dan Michigan lebih condong ke Biden.
"Pagi ini indeks saham Asia positif kemugkinan karena menanggapi hasil ini karena Demokrat lebih disukai pasar dalam pemilu kali ini," ujar Ariston kepada VOI.
Meski demikian, perhitungan masih terus berjalan dan kemungkinan akan keluar hasil yang lebih ketat. Banyaknya surat suara yang dikirim melalui pos juga menambah lama perhitungan.
"Selain itu, hasil juga akan semakin lama karena partai pendukung Trump berencana melakukan gugatan hukum terhadap perhitungan suara bila hasilnya kemenangan tipis untuk lawan. Ini akan menambah ketidakpastian di pasar dan dolar AS masih bisa menguat lagi karena ketidakpastian tersebut," jelas Ariston.
Hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas mata uang di Asia memang menguat. Won Korea Selatan tepat satu tingkat di bawah rupiah setelah menguat 0,50 persen terhadap dolar AS.
Disusul, ringgit Malaysia yang naik 0,22 persen dan yen Jepang yang menguat 0,20 persen. Berikutnya, yuan China dan dolar Taiwan sama-sama terapresiasi 0,08 persen pada pagi ini.
Kemudian ada peso Filipina yang terangkat 0,03 persen serta dolar Hong Kong yang menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, baht Thailand menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan setelah turun 0,12 persen. Diikuti, dolar Singapura yang melemah tipis 0,09 persen di perdagangan pagi ini.