Wabah PMK Bikin Warga Khawatir Konsumsi Daging, Plt Gubernur Jatim: Jangan Takut, Asal...
Ilustrasi daging sapi. (Foto via Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat untuk mengonsumsi daging, baik kambing maupun sapi. Mereka takut tertular penyakit.

Menanggapi hal ini, Plt Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengimbau masyarakat untuk tidak takut. Namun, dia meminta masyarakat membeli daging di tempat yang terpercaya.

"Jangan takut makan daging selama belinya dari sumber yang jelas," kata Emil Dardak, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 9 Juli.

Emil Dardak menegaskan, pihaknya telah memberlakukan pengawasan ketat. Selain rumah makan diawasi sumber dagingnya, Pemprov Jatim juga memantau penjualan di pasar-pasar yang tak bisa sembarangan memperdagangkannya.

Dalam rangka Iduladha, Plt Gubernur Jatim ini berharap agar semua pihak tertib untuk proses penyembelihan hewan kurban, termasuk dilaksanakan di tempat yang sudah ditetapkan, seperti di rumah potong hewan serta mendapat persetujuan pejabat otoritas veteriner (POV).

"Pastikan juga hewan ternak diperiksa oleh veteriner yang jumlahnya lebih dari satu orang di setiap kecamatan se-Jatim. Jadi, jangan khawatir kekurangan tenaga kesehatan hewan," ucap Emil Dardak.

Dia kembali mengingatkan kepada para pemilik ternak untuk tidak menunda-nunda melaporkan kondisi sapinya yang terindikasi mengalami gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).

Menurut mantan Bupati Trenggalek tersebut, peternak justru akan rugi jika tidak melapor karena hewan akan sakit dan berisiko terpapar lebih parah, bahkan mati.

"Kalau peternak melapor maka petugas langsung memberikan penanganan. Hewan ternaknya cepat sembuh, dan harga jual akan normal. Sekali lagi, kalau tidak lapor karena takut dicap sapinya sakit-sakitan maka itu akan merugikan peternak sendiri,” katanya.

Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Jatim Anwar Sadad juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir mengonsumsi daging, terutama daging hewan kurban.

“Proses pengawasannya di Jatim sangat ketat. Pemerintah juga sudah memberikan dukungan maupun penguatan kepada peternak yang membuktikan bahwa mereka tak sendirian mengalami musibah ini,” tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Posko Terpadu Penanganan PMK di Jatim per 8 Juli 2022, total sebanyak 145.094 ekor sapi terdampak di 38 kabupaten/kota.

Dari total tersebut, sebanyak 33.555 ekor (23,13 persen) dinyatakan sembuh, lalu 109.659 ekor (75,58 persen) masih mengalami sakit, sebanyak 845 ekor (0,58 persen) mati dan 1.035 ekor (0,71 persen) dipotong paksa.