Bagikan:

JAKARTA - Spesialis Kedokteran Penerbangan Dr. M.D. Daniel Hadinoto, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyarankan calon penumpang pesawat untuk tetap melindungi diri dan sekitarnya dengan memakai masker selama penerbangan.

"Tetaplah pakai masker saat penerbangan, meski saat makan atau minum boleh dibuka sebentar, karena udara dalam pesawat tak seperti udara bebas, udaranya itu-itu saja," kata Daniel, Kamis 7 Juli dikutip dari Antara.

Setelah pintu pesawat ditutup saat berangkat hingga akhirnya tiba di tujuan, sirkulasi udara yang ada di dalam kabin adalah sirkulasi tertutup. Meski udara dibersihkan lagi dengan mesin penyaring HEPA (high efficiency particulate air) filter yang diklaim hampir 100 persen efektif, tetap ada sedikit kemungkinan penumpang bisa tertular infeksi di pesawat akibat sirkulasi tertutup.

Ia menegaskan, memakai masker tetaplah penting. Saran dari Daniel, seperti yang sudah dianjurkan tenaga kesehatan sejak lama, adalah memakai masker bedah yang dilapisi dengan masker kain.

Selain masker, ia mengingatkan calon penumpang untuk tetap menjaga protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menjaga jarak dengan orang lain.

Mengingat udara di dalam pesawat yang berbeda dengan udara di alam bebas, ia menyarankan calon penumpang untuk betul-betul menjaga kesehatan dalam mempersiapkan perjalanan demi melindungi diri sendiri serta orang lain.

Calon penumpang yang sedang terkena flu disarankan untuk menunda perjalanan naik pesawat. Selain karena akan terjadi ketidaknyamanan karena perbedaan tekanan udara di kabin pesawat, sirkulasi udara yang tertutup membuat penularan penyakit rawan terjadi.

Daniel mengatakan, memang wajar bila masyarakat berbondong-bondong ingin bepergian dengan pesawat untuk melepas penat setelah perjalanan kian dipermudah dan perbatasan antar negara sudah dibuka.

Namun, menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri sebelum terbang tetap penting karena penularan penyakit rawan terjadi di perjalanan udara