Soroti Warga Citayam <i>Nongkrong</i> di Dukuh Atas, Anies: Saya Mengistilahkan Demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat acara ACT (Tangkapan layar Youtube Aksi Cepat Tanggap/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyoroti fenomena warga Citayam, Bekasi, Bojonggede, dan daerah penyangga lainnya yang kerap nongkrong di kawasan Dukuh Atas dan sepanjang Jalan Jenderal Sudirman.

Dari fenomena ini, Anies punya istilah sendiri, yakni demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman. Yang artinya, ruang ketiga yang menyetarakan semua masyarakat.

"Sebagai sebuah pengalaman, siapa saja silahkan datang. Saya mengistilahkan demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman. Karena menjadi milik semua siapa saja bisa datang menikmati," kata Anies di kawasan Thamrin Nine, Jakarta Pusat, Kamis, 7 Juli.

"Enggak harus mereka yang secara sosial ekonomi tengah-atas. Justru, demokratisasi yang terjadi ditempat ini siapa saja bisa menikmati," lanjut Anies.

Anies bilang, beberapa tahun lalu, kegiatan kawasan Sudirman hingga trotoar untuk pejalan kakinya hanya diisi oleh mereka yang bekerja di perkantoran daerah itu saja. Sampai akhirnya, Anies merevitalisasi trotoar di kawasan Sudirman-Thamrin saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Apa yang terjadi setelah dibangunnya trotoar? Trotoarnya sangat lebar yang sesungguhnya terjadi adalah bukan saja mereka yang bekerja di kawasan ini yang bisa berjalan kaki leluasa, tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi satu-satunya di republik ini," urai Anies.

Anies menuturkan, saat merancang revitalisasi ruang publik ini, Anies berkoordinasi dengan Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) hingga komunitas skateboard. Tujuannya, kata Anies, agar kawasan ini menjadi ruang ketiga yang mempersatukan.

Sampai akhirnya, muncul fenomena perkumpulan pemuda dari luar Jakarta seperti Citayam di kawasan Sudirman. Anies meminta semua pihak tidak mempermasalahkan hal ini, selama mereka bisa menjaga kebersihan dan ketertiban.

"Biarkan tempat ini jadi tempat bertemu dari mana saja. Karena, ruang ketiga adalah mempersatukan dan membangun perasaan kesetaraan. Jadi itu latar belakangnya ketika terjadi fenomena yang baru saja muncul, yang penting jaga kebersihan, jaga ketertiban. Selebihnya, nikmati ruang ketiga bersama untuk semuanya," imbuhnya.

Baru-baru ini, kawasan Sudirman menjadi sorotan. Muda-mudi dari luar Jakarta seperti Depok, Bogor, hingga Bekasi menjadikan lokasi ini sebagai tempat berkumpul mereka.

Tak sedikit dari anak-anak remaja berfoto hingga membuat konten video di media sosialnya masing-masing. Mereka pun memaksimalkan penampilannya dengan bersolek dan beragam gaya pakaian.