Bagikan:

JAKARTA - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi rencana vaksin ketiga COVID-19 atau booster sebagai syarat perjalanan di Indonesia. Menurutnya, syarat itu mempersulit masyarakat dalam beraktivitas.

Fadli mengatakan saat ini banyak negara melakukan transisi kebiasaan dari pandemi ke endemi. Perlahan-lahan pemakaian masker tidak lagi diwajibkan di Eropa maupun Amerika Serikat (AS).

Fadli pun mempertanyakan kemajuan penanganan pandemi yang dialami negara-negara di belahan benua lain tidak dirasakan masyarakat Indonesia?

"Seharusnya sudah di ujung pandemi, di Eropa, AS dan benua lain hampir tak ada yang pakai masker bahkan tak ditanya vaksin booster," tulis Fadli dalam akun Twitternya, @fadlizon, Selasa 5 Juli.

Pemerintah Indonesia, lanjut Fadli, saat ini justru kembali memberlakukan aturan ketat seperti bukan di ujung pandemi. Diawali dengan rencana diberlakukannya vaksin booster sebagai syarat perjalanan yang disampaikan pemerintah kemarin Senin 4 Juli.

"Kenapa mempersulit mobilitas rakyat?" tanya Fadli.

Rencana syarat perjalanan di Indonesia wajib vaksin booster disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto setelah pengumuman perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali.

Upaya itu sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang mendorong agar vaksinasi booster terus digencarkan terutama di wilayah dengan capaian yang masih di bawah target nasional.

"Nah, tentunya dosis ketiga ini akan dipersyaratkan untuk berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak dan juga untuk berbagai perjalanan. Jadi tadi arahan Bapak Presiden untuk di airport juga disiapkan untuk vaksinasi dosis ketiga," ujar Airlangga dalam keterangannya setelah menjalani rapat terbatas bersama Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, 4 Juli 2022.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meyakini apabila dalam tiga bulan ke depan pandemi Covid-19 dapat dijaga dengan lebih baik, masyarakat akan lebih percaya diri untuk beraktivitas di luar rumah. Hal tersebut, kata Budi, akan berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi nasional.

“Jadi lebih baik waspada tapi menjaga momentum kegiatan ekonomi daripada kita terburu-buru dan terlampau cepat akibatnya akan mengurangi confidence dari masyarakat untuk beraktivitas kembali dan nanti akan memperlambat juga lagi ekonomi kita," ujar Menkes.