Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Susi Pudjiastuti menghadiri Deklarasi Kopisusi di Griya Ardhya Garini, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Minggu siang, 3 Juli.

Dalam pertemuan bersama pendukungnya yang menginginkannya menjadi Calon Presiden RI, Susi Pudjiastuti menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan Kopisusi yang digelar.

"Kegiatan Kopisusi sangat luar biasa, saya salut dan bangga, saya terharu. Keinginan yang mungkin diinginkan oleh kalian semua. Logika saya itu imposible," kata Susi di hadapan para pendukungnya.

Meski demikian, Susi Pudjiastuti terlihat tetap optimis dan mendukung para pendukungnya.

"Kalau kawan - kawan disini bersemangat, saya juga bersemangat. Kita boleh punya cita - cita, kita harus punya keinginan tapi kita semua melakukan gerakan moral suatu saat pasti ada perubahan. Rakyat boleh menginginkan presidennya siapa, tidak Bu Susi siapa pun boleh," ucapnya dengan nada tetap merendah.

Seperti diketahui, Kopisusi merupakan komunitas pendukung Susi Pudjiastuti yang bergerak secara masif. Kopisusi sebagai wadah dukungan kepada mantan Menteri KKP RI dari Kabinet Kerja 2014-2019 itu.

Dalam pertemuan itu, simpatisan Kopisusi berharap jika Susi Pudjiastuti maju sebagai calon Presiden RI pada Pemilu mendatang. Meski, Susi memiliki tanggapan berbeda dengan para simpatisannya, namun dirinya masih mendukung cita-cita yang dimiliki para pendukungnya.

"Saya tidak bisa katakan kegiatan Kopisusi ini sebagai gerakan politik. Saya hanya ingin membicarakan realita yang terjadi. Karena harapan saja kita akan sulit karena hampir tidak mungkin, tapi semangat. Politik di negeri ini hanya milik partai politik," katanya.

Susi menilai, politik yang ada di Indonesia seperti sudah ada di alam sistem. Dan itupun yang membuat dirinya menjadi imposible, meski para pendukungnya tetap optimis.

"Semua sudah disistemkan, semua sudah diarahkan, semua sudah ditunjuk. Politik di negeri ini hanya milik partai politik. Saya pikir, patut kita renungi dan resapi, kesadaran bahwa the sistem is imposible," ucap Susi Pudjiastuti.