JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan gerakan mencegah stunting harus dilakukan dengan serius. Hal itu guna mengejar target penurunan stunting pada 2024, sekaligus menyiapkan generasi untuk 2045.
"Kita memperingati Hari Keluarga Nasional dengan tema dari BKKBN bagaimana kita menurunkan stunting. Alhamdulillah kemarin kita bisa turun sampai angka 20 persenan. Ini akan kita gerakkan, dan hari ini kita pusatkan di Temanggung,” kata Ganjar dalam keterangan tertulis, Kamis 30 Juni.
Ganjar menjelaskan, dalam kegiatan itu ia juga melepas rombongan motor Touring Sehati (Turun Aksi Atasi Stunting Sehat dan Bergizi). Mereka merupakan petugas yang turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan kepada target stunting.
“Tadi ditindaklanjuti dengan target yang diserbu oleh tim. Mereka memberikan makanan bergizi, sekitar 160-an (paket) yang kita kirimkan kepada mereka,” ungkapnya.
Keseriusan mencegah stunting tersebut, lanjut Ganjar, juga harus diikuti oleh seluruh kekuatan untuk membantu. Seperti PKK, Posyandu, hingga pihak swasta.
“Ini sesuatu yang serius. Kami meminta semua ikut membantu, termasuk nanti Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga akan kami mintai bantuan,” beber gubernur.
Ganjar juga meminta masyarakat agar membudidayakan tanaman pangan pendamping padi. Hal itu perlu dilakukan agar masyarakat memiliki alternatif pangan yang cukup, di tengah perubahan dunia yang cepat.
“Saya juga titip agar warga didorong untuk menanam tanaman pangan pendamping padi. Agar kemudian mereka punya alternatif pangan yang cukup, karena sekarang dunia sedang berubah, dunia sedang bergerak. Problem pangan menjadi isu internasional. Kalaulah kita tidak bisa memenuhi, maka generasi kita ke depan akan sangat berbahaya,” beber politisi PDI Perjuangan ini.
Gerakan mencegah stunting dan menanam tanaman pangan pendamping itu dapat dilakukan bersamaan. Pangan menjadi salah satu faktor untuk mencegah stunting, khususnya pemenuhan gizi.
“Maka ini kita gerakkan dengan pangan dengan pencegahan stunting, kampanye jangan menikah anak (Jo Kawin Bocah), terus jangan menikah dini. Sebelum menikah periksa dulu, kandungannya dicek kalau sudah hamil. Mudah-mudahan stunting bisa kita atasi,” katanya.
BACA JUGA:
Kepala BKKBN Perwakilan Jawa Tengah, Widwiono, mengatakan penurunan stunting di Jawa Tengah mengalami tren yang bagus. Selama dua tahun terakhir penurunan stunting di Jawa Tengah mencapai sekitar 24 persen, sementara tingkat nasional sebesar 27,6 persen.
“Tahun ini sekitar 20,9 persen untuk Jateng. Kami terjunkan 27.931 tim yang akan bergerak bersama untuk mempercepat penurunan stunting. Kita di Jateng bisa merealisasikan dalam waktu dua tahun. Artinya, tahun 2023 stunting bisa turun lebih cepat dari target nasional,” katanya.