Bagikan:

JAKARTA - Indonesia mengusung tiga agenda utama dalam pencalonan menjadi anggota Dewan International Telecommnucation Union (ITU) Region E (Asia dan Australasia) periode 2023-2026.

"Dalam periode kerja Dewan ITU tersebut, Indonesia juga akan fokus pada misi yang selaras dengan tujuan akhir ITU yaitu 'to connect the unconnected' (menghubungkan yang belum terhubung)," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate melalui siaran persnya, dikutip dari Antara, Kamis 30 Juni.

Tiga agenda yang diusulkan Indonesia adalah peningkatan kapasitas (capacity building). pemberdayaan perempuan (women empowerment) dan menghubungkan yang belum terhubung (connecting the unconnected).

Melalui ketiga agenda utama itu, Indonesia merasa optimistis bisa menjadi anggota Dewan ITU periode 2023-2026 untuk Region E Asia dan Australasia.

Salah satu yang mendorong optimisme pencalonan ini adalah pengalaman dalam bidang teknologi digital, pemerintah memiliki Peta Jalan Transformasi Digital Nasional 2021-2024, pedoman untuk percepatan transformasi digital nasional.

Peta jalan itu meliputi empat pilar yaitu infrastruktur digital, masyarakat digital dan ekonomi digital.

"Dengan semangat yang sama, Indonesia berkomitmen untuk menghubungkan dunia melalui pengembangan infrastruktur digital, pembuatan aplikasi, dan layanan yang inklusif untuk semua orang," ujar Johnny.

Ketersediaan akses internet bagi semua orang akan mengizinkan setiap warga negara untuk berkembang. Data secara global menunjukkan 2,9 miliar orang belum terhubung dengan internet.

"Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, kita harus menyediakan akses digital," kata Johnny.

Dalam hal pemberdayaan perempuan, Indonesia mendorong keterlibatan perempuan dalam berbagai kegiatan, program dan posisi kepimpinan ITU.

"Kami percaya bahwa banyak hal yang bisa dicapai jika ITU mendorong pemberdayaan perempuan dalam berbagai kegiatan ITU. Untuk itu, kita perlu memberi perempuan lebih banyak akses, ruang, dan kesempatan untuk tumbuh dan terlibat dalam menjalankan pekerjaan negara-negara anggota ITU,” imbuhnya.

Sementara untuk peningkatan kapasitas, agenda ini berkaitan dengan komitmen mengembangkan literasi digital, keterampilan dan bakat serta memastikan upaya pemberdayaan bisa diakses semua orang.

Di Indonesia, pemerintah melalui Kominfo sudah melaksanakan program Digital Talent Scholarship untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital masyarakat.

Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar, meyakini setiap upaya mendorong kemajuan bangsa harus dimulai dari masyarakat.

"Dalam konteks domestik, Indonesia menjunjung tinggi pentingnya aspek kemanusiaan dalam kebangkitan dunia digital. Tidak peduli seberapa maju dunia, tidak peduli seberapa besar perubahannya, orang-oranglah yang harus kita berdayakan terlebih dahulu. Itulah manusia, dengan rasa ingin tahu dan semangat mencari jawaban, menilai itulah satu-satunya cara mendorong dunia menuju kemajuan," kata Johnny.

Sebagai calon anggota Dewan ITU, Pemerintah RI menegaskan akan terus mendorong semakin banyaknya program dan kegiatan peningkatan kapasitas untuk semua negara anggota ITU.

"Terutama mereka yang termasuk dalam kategori negara-negara berkembang, negara-negara kurang berkembang, negara-negara berkembang pulau kecil, negara-negara berkembang yang wilayahnya terkurung daratan (tidak memiliki laut) dan negara-negara dengan ekonomi dalam peralihan (transisi)," kata Johnny.

Indonesia mencalonkan Dr. Meiditomo Sutyarjoko sebagai anggota Radio Regulatory Board (RRB) dalam Plenipotentiary Conference 2022 yang akan berlangsung di Bucharest, Rumania, September 2022.