Tak Berlebihan Kalau Dunia Juga Harus Berharap Kedatangan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Hadirkan Perdamaian
Presiden Jokowi tiba di Munich, Jerman sebelum terbang ke Ukraina (Foto via Twitter Setkab)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi I DPR berharap Presiden Joko Widodo mampu membawa misi perdamaian dunia lewat kunjungannya ke Ukraina dan Rusia di tengah-tengah konflik dan pertempuran yang mengorbankan banyak jiwa.

Anggota Komisi I DPR Dave Akbarshah Fikarno atau Dave Laksono menegaskan, kedatangan Presiden Jokowi ke negara-negara tersebut perlu melibatkan banyak pihak karena ini ini bukan hanya kunjungan kenegaraan biasa atau simbolik. Akan tetapi ada visi misi khusus yang bisa diharapkan membawa kestabilan bagi dunia.

"Presiden akan mengunjungi langsung, baik presiden Zelensky dan Presiden Putin, tujuan pertama adalah untuk mereka hadir di G20 atau tidak terlibat. Dan kedua, juga bisa mendorong ada adanya komunikasi sehingga bisa terjalin komunikasi dan bekerja sama oleh kita Indonesia sebagai tahapan menuju perdamaian dunia," ujar Dave kepada wartawan, Senin, 27 Juni.

Peperangan Rusia dan Ukraina telah menyulitkan kehidupan banyak orang di seluruh dunia dengan tingginya harga pangan, harga energi, harga BBM. Hal itu semua akan berdampak kepada stagnansi ekonomi dunia dan juga berpotensi menyebabkan inflasi di berbagai belahan dunia.

"Karena itu yang kita harapkan dari kunjungan ini akan bisa berbuah hasil yang baik dan juga bermanfaat bukan hanya masyarakat Indonesia tapi masyarakat dunia," kata Dave.

Dave menilai, kunjungan pimpinan negara Indonesia ke negara berkonflik bukan pertama kali dilakukan. Dahulu, kata dia, Presiden Soeharto pernah mengunjungi Bosnia di tengah-tengah perang.

Saat itu, Pasukan Pengamanan Presiden bisa mengamankan perjalanan presiden. Selain itu juga Presiden Jokowi juga pernah mengunjungi Kabul dan Paspampres juga mampu menangani hal tersebut.

"Karena itu kami yakin di sini, TNI khususnya, Paspampres bekerja sama dengan BIN dan bersama institusi lain dapat berjalan dengan baik dan tidak ada kendala, bahkan bermanfaat bagi semuanya," pungkasnya.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan berkunjung ke Ukraina dan Rusia. Kunjungan tersebut dilakukan untuk berdialog dengan dua kepala negara yang sedang bekonflik itu.

Presiden Jokowi akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlebih dahulu. Setelah itu, Jokowi akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin.

Jokowi berangkat ke luar negeri pada Minggu, 26 Juni. Sebelum pergi ke Ukraina, Jokowi akan mengunjungi Jerman. Kemudian, setelah bertemu Vladimir Putin, Jokowi akan pergi ke Uni Emirat Arab.

"Setelah dari Jerman, saya akan mengunjungi Ukraina dan akan bertemu dengan Presiden Zelensky," ujar Jokowi.

Jokowi akan mengajak Zelensky berdialog terkait perdamaian pasca perang. Selain itu, Jokowi juga menginginkan agar pasokan pangan ke Ukraina kembali dibuka.

"Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian karena perang harus dihentikan dan yang berkaitan dengan rantai pasok pangan harus diaktifkan kembali," jelasnya.

Selesai berdialog dengan Zelensky, Jokowi akan terbang ke Rusia bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.

Misi yang dibawa Jokowi dalam pertemuannya dengan Putin juga sama, yaitu berdialog untuk menghentikan perang dengan Ukraina.

"Dari Ukraina, saya akan menuju ke Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Sekali lagi, dengan misi yang sama saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin untuk melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang," kata dia.