JAKARTA - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat jumlah ternak yang terkena wabah penyakit mulut kuku (PMK) terus meningkat setiap pekan.
"Data kasus PMK di Lombok Tengah mencapai 15 ribu ekor baik itu ternak sapi, kerbau dan kambing," kata Kadis Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Taufikurahman di Praya, Jumat 24 Juni.
Kasus PMK di Lombok Tengah memang mengalami peningkatan. Pasalnya wabah tersebut malah menyerang ternak lainnya, meskipun jumlah ternak yang sembuh juga terus bertambah dari 6.000 ekor menjadi 8.000 ekor yang sembuh.
"Sisa ternak yang masih sakit sekitar 7.000 ekor dan sedang dalam proses pengobatan," kata Lalu dinukil dari Antara.
Ancaman wabah PMK di Lombok Tengah memang cukup tinggi, karena jumlah populasi ternak itu mencapai 300 ribu ekor ternak. Wabah PMK yang merupakan penyakit menular tersebut memang dapat menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, kambing dan babi atau hewan ternak ruminansia.
Namun, wabah tersebut di Lombok Tengah banyak menyerang ternak sapi yang hingga saat ini penyebaran terus meningkat.
"Selain sapi, saat ini ternak kerbau dan kambing juga mulai terkena wabah PMK," katanya.
Untuk mencegah penyebaran PMK tersebut, Pemerintah daerah saat ini telah mulai melakukan pengobatan masal secara gratis, namun ketersediaan obat dan anggaran yang masih kendala. Sehingga pengobatan gratis itu dilakukan secara bertahap di lokasi yang populasi sebaran kasus PMK cukup tinggi.
BACA JUGA:
"Total ternak yang telah diberikan pengobatan gratis sekitar 1.200 ekor dari target 2.800 ekor sesuai dengan anggaran yang tersedia," katanya.
Sementara itu, pasar hewan di Lombok Tengah hingga saat ini masih ditutup sampai dengan tanggal 5 Juli dalam rangka mencegah penyebaran wabah PMK tersebut.