Derita Peternak di Lombok Tengah Hadapi PMK: Obat Langka dan Pemkab Dorong Penanganan Swadaya
ILUSTRASI ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan penanganan wabah penyakit mulut dan kuku terus dilakukan. Masalahnya, saat ini terjadi kelangkaan obat ternak di Lombok.

"Obat ternak yang kita beli itu masih langka, sekarang sulit kita bisa dapatkan," kata Kepala Dinas Pertanian dan peternakan Lombok Tengah Lalu Taufikurahman di Praya, Senin 13 Juni dikutip dari Antara.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah melakukan pembelian obat ke luar daerah dan sampai saat ini masih dalam proses. Sehingga setelah obat tersebut tersedia pihaknya akan langsung melakukan pelayanan kepada masyarakat secara gratis.

"Pemerintah daerah telah memberikan anggaran Rp70 juta untuk penanganan wabah PMK dari dana tak terduga," katanya.

Dalam pelayanan wabah PMK tersebut, memang masyarakat diminta menggunakan dana swadaya secara kelompok, sehingga pihaknya hanya bisa memberikan pelayanan dari segi petugas.

"Untuk sementara memang pelayanan dilakukan secara swadaya," katanya.

Ia mengatakan, penyebaran wabah PMK di Lombok Tengah hingga saat ini terus meningkat mencapai 5.934 kasus yang tersebar di 80 desa di 12 Kecamatan. Sedangkan jumlah ternak yang telah sembuh mencapai 40 persen atau 2.721 ekor dari total kasus yang terjadi.

"60 persen yang sedang masih proses penyembuhan dari total kasus 5.934 ekor," katanya.

Untuk mencegah penularan wabah PMK tersebut, pemerintah daerah Lombok Tengah telah memperpanjang penutupan semua pasar hewan, meskipun hari raya Idul Adha tinggal menghitung hari.

"Pasar hewan masih ditutup sampai dengan tanggal 20 Juni," katanya.

Terkait