Megawati Bilang ‘Ngapain Sih Demo-demo’, Pengamat: Mereka Resah Sehingga Turun Aksi
Orasi BEM SI di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat (Ramdan Febrian/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai aksi demonstrasi mahasiswa bersama aliansi buruh yang kerap dilakukan beberapa waktu belakangan ini, harusnya tidak untuk dipertanyakan. Menurut dia, mahasiswa turun ke jalan karena mereka merasa resah terhadap disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Hal ini disampaikan Ujang untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang mempertanyakan sumbangsih anak muda bagi bangsanya yang akhir-akhir ini kerap turun melaksanakan aksi demonstrasi.

"Mahasiswa melakukan aksi itu kan karena mereka resah dan gelisah atas disahkannya UU Cipta Kerja. Demonstrasi itu bukan untuk dipertanyakan, dinyinyiri, atau bahkan disinisi," kata Ujang kepada VOI, Kamis, 29 Oktober.

Daripada mempertanyakan sumbangsih anak muda, dia menilai, pemerintah harusnya mendengarkan aspirasi dari mahasiswa yang belakangan ini menuntut agar UU Cipta Kerja dicabut. Selain itu, para mahasiswa itu juga harusnya diayomi karena mereka telah menunjukkan bukti jika mereka peduli dengan keadaan nasib negerinya sendiri.

"Anak-anak muda yang demo itu kan karena mereka peduli akan nasib bangsanya sendiri. Ketika bangsanya sedang tidak baik-baik saja, wajar jika merekalah yang mengingatkan agar bangsa ini kembali on the track," tegasnya.

Sebelumnya, dalam acara peresmian kantor partainya secara daring, Megawati Soekarnoputri menyinggung masalah aksi demonstrasi yang kerap terjadi belakangan ini. Dia bahkan mempertanyakan peran generasi milenial atau anak muda bagi bangsa dan negara.

"Anak muda kita, aduh saya bilang sama Presiden, jangan dimanja, dibilang generasi kita generasi milenial," kata Presiden ke-5 RI ini.

"Saya mau tanya, hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial. Apa sumbangsih kalian kepada bangsa dan negara ini? Masa, hanya demo saja," imbuhnya

Presiden ke-5 RI ini juga menyinggung aksi demonstrasi yang berujung ricuh pada 8 Oktober lalu. Diketahui, dalam aksi tersebut, sejumlah fasilitas umum dirusak oleh kelompok massa perusuh yang masuk ke dalam rombongan pedemo dari kelompok mahasiswa.

Menurutnya, tindakan ini sangat disayangkan karena anggaran negara yang dikeluarkan untuk membangun sebuah halte Transjakarta tidaklah sedikit.

"Masya Allah, susah-susah bikin halte transjakarta enak saja di bakar, emangnya duit lo! Ditangkap enggak mau, gimana ya. Saya sih pikir lucu banget nih republik Indonesia sekarang," ungkapnya.