Kapolda Papua Pantau Reka Ulang Kasus Penyerangan KKB yang Tewaskan Bripda Diego
Reka ulang insiden Napua, Kabupaten Jayawijaya, Papua yang menyebabkan meninggalnya Bripda Diego Rumaropen dan hilangnya dua pucuk senpi, Rabu (22/6) (ANTARA/HO/Dokumen Pribadi)

Bagikan:

JAYAPURA - Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri memantau reka ulang insiden penyerangan yang terjadi di Napua, Kabupaten Jayawijaya yang mengakibatkan meninggalnya Bripda Diego Rumaropen.

Dalam penyerangan itu, dua pucuk senjata api organik milik Polri dibawa kabur pelaku yang diduga KKB Papua.

Reka ulang berlangsung dalam pengawalan ketat dan dihadiri mantan Danki D Brimob Wamena AKP R, serta AM warga sipil yang meminta tolong agar AKP R menembak sapi miliknya.

Reka ulang juga  disaksikan Dirkrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani dan Kabid Propam Kombes Gustav Urbinas 

Kapolda Papua menegaskan, reka ulang dilakukan untuk memastikan posisi para saksi saat insiden terjadi.

"Reka ulang dilakukan untuk memastikan posisi para saksi sehingga penyidik bisa memperkirakan jarak dan lainnya karena bisa saja saat olah TKP (tempat kejadian perkara) terlewatkan, " kata Fakhiri dikutip Antara, Rabu, 22 Juni.

Irjen Fakhiri sebelumnya sudah bertemu dengan orang tua dan keluarga almarhum Bripda Diego Rumaropen. Dia juga meninjau markas Kompi D Brimob Wamena.

Insiden penyerangan terhadap anggota Brimob di Napua yang berlokasi sekitar lima kilometer dari Wamena berawal saat AKP R ditelepon warga berinisial yang meminta tolong agar menembak sapinya yang ada di Napua.

Dari permintaan itu, AKP R bersama korban dan seorang anggota yang bertugas mengemudikan kendaraan, Sabtu (18/6) ke lokasi hingga beberapa saat kemudian terjadi penyerangan.

Dua pucuk senjata api organik Polri yang diambil para pelaku anggota KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya yaknijenis AK101 dan senpi jenis SSG08 (sniper).