JAYAPURA - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Mathius Fakhiri menyatakan telah menurunkan tim untuk mengevaluasi keberadaan Pos Polisi 99 di Kampung Ndeotadi, Kabupaten Paniai, Papua Tengah.
Tim yang terdiri atas Dansat Brimob, Karoops, Dirreskrimum dan Kabid Propam Polda Papua itu berangkat mengunjungi Pos Polisi 99 melalui Nabire pada Sabtu pagi.
"Para pejabat utama Polisi itu dalam perjalanan ke TKP (tempat kejadian perkara)," kata Kapolda Papua di Jayapura, Sabtu.
Selain itu, pihaknya sudah mengerahkan Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz mengingat sudah beberapa kali terjadi aksi penyerangan dan penembakan ke aparat keamanan serta juga warga sipil.
"Tim Satgas akan melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan yang merupakan anak buah KKB (kelompok kriminal bersenjata) pimpinan Aibon Kogoya," katanya.
Sebelumnya, aksi penyerangan oleh KKB ke Pos Polisi 99 Ndeotadi pada Rabu (20/3) mengakibatkan dua anggota Polri gugur, yaitu Bripda Sandi Defri Sayuri dan Bripda Arnaldobert Yawan. Selain itu, KKB juga membawa kabur dua pucuk senjata api organik Polri jenis AK-47.
BACA JUGA:
Dalam penyerangan itu, seorang warga sipil bernama Dani (52) ikut menjadi korban dan dianiaya anggota KKB hingga meninggal dunia.
"Ketiga jenazah sudah dievakuasi dari Ndeotadi ke Nabire," tambah Kapolda.
Pada Sabtu, jenazah Bripda Sandi Defri Sayuri tiba di Jayapura dan kini disemayamkan di rumah duka di kawasan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.
"Kedua jenazah anggota Polri itu akan dimakamkan di TMB Jayapura dan TMB Nabire," kata Mathius Fakhiri.
Kampung Ndeotadi di Distrik Bayabiru merupakan kawasan penambangan emas ilegal yang berada di wilayah Kabupaten Paniai, Provinsi Papua Tengah.
Jenazah Bripda Sandi Defri Sayuri yang gugur bersama rekannya di Pos Pol 99 Ndeotadi Kabupaten Paniai, Papua Tengah.