Kader Laki-laki PDIP Kurang Meriah Beri Tepuk Tangan untuk Puan Maharani, Megawati: Jengkel Banget <i>Deh</i>
Puan Maharani/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menegur kader laki-laki partainya yang dianggap tak semangat bertepuk tangan saat dirinya menceritakan prestasi Ketua DPR RI Puan Maharani. 

Momen ini terjadi saat Megawati menyebut menjadi ketua sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) bukan pekerjaan mudah. Adapun pada tahun ini, anak perempuannya itu memegang palu Ketua Sidang IPU Assembly and Related Meetings ke-144 di Nusa Dua, Bali.

"IPU iku susah lho, lebih susah ngaturnya daripada kalau dengan pemerintahan. Opo meneh negara-negara barat itu, jadi yang paling susah itu masuknya kalau membuat draf," kata Megawati di hadapan kadernya saat membuka Rakernas II PDIP di Sekolah Partai DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa, 21 Juni.

Karena tugas sebagai Ketua Sidang IPU, Megawati mengapresiasi keberhasilan Puan. "Susah lho dia bisa jadi ketua IPU," tegasnya.

Apresiasi itu kemudian disambut hangat peserta rakernas. Tapi, Megawati malah menegur kadernya yang sebagian besar laki-laki karena dinilainya tak antusias mengapresiasi kerja Puan Maharani.

"Kelihatan tho sing lanang tepuk tangannya ngga wah, sing piye ngono loh. Jengkel banget deh," ungkapnya.

Megawati kemudian mematikan mic untuk menegur kader PDIP. Pelantang suara itu dimatikan selama kurang lebih dua menit.

Terkait momen ini, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan ketika pelantang suara dimatikan, Megawati mengingatkan bahwa laki-laki dan perempuan harus dalam satu kepak sayap tanpa membeda-bedakan. Tidak boleh ada diskriminasi, termasuk diskriminasi gender.

"Mengingatkan kita semuanya bahwa laki dan perempuan suatu kepakan sayap untuk menuju Indonesia raya kita," tegas Hasto usai acara.

Hasto juga menyebut dalam ideologi Pancasila, diskriminasi juga tak boleh ada di manapun dengan cara apapun. "Baik itu agama, suku, gender, status sosial, itu yang diingatkan ibu," ungkapnya.

"Dan secara bergilir ibu ingatkan ini yang laki-laki tidak akan ada kalau tidak ada perempuan," pungkas Hasto.