YOGYAKARTA - Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi menilai Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) yang digelar setiap tiga tahun sekali memberi sumbangsih besar bagi pengembangan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
"Dalam konteks masyarakat majemuk, Pesparawi yang diselenggarakan secara bergantian memberikan sumbangsih besar dalam menunjukkan rasa cinta, nasionalisme, dan mengembangkan kerukunan hidup antarumat beragama di Indonesia," kata Zainut Tauhid saat membuka Pesparawi Nasional XIII di Candi Prambanan, Yogyakarta, Senin 20 Juni malam.
Menurut Zainut, penyelenggaraan Pesparawi Nasional XIII di Candi Prambanan yang merupakan candi terbesar Umat Hindu di Indonesia juga sekaligus menunjukkan bahwa tidak ada dinding pemisah antarumat beragama.
Sebaliknya, menurut dia, dengan cara itu justru terbangun jembatan yang menghubungkan antarumat beragama dengan dilandasi sikap saling menghormati dan saling memuliakan.
"Tepatlah jika Pesparawi disebut sebagai salah satu implementasi moderasi beragama karena dalam Pesparawi sekat-sekat dan dinding-dinding pemisah dikesampingkan dan diganti dengan tali persaudaraan," ujar dia.
Moderasi beragama, lanjut Zainut, merupakan sebuah langkah besar dalam menumbuhkan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
"Melalui moderasi beragama diharapkan trilogi kerukunan umat beragama dapat terwujud yaitu kerukunan internumat beragama, kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah," ujar dia.
BACA JUGA:
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan paduan suara tak sekadar tentang indah merdua suara.
Lebih dari itu, menurut dia, diperlukan keselarasan dan kesadaran untuk saling mengisi demi mencapai performa terbaiknya.
"Apabila dimaknai secara filsafati, paduan suara selaras dengan ajaran moral khas Yogyakarta, yaitu 'sawiji greget, sengguh, ora mingkuh'. Kearifan lokal ini lahir dari buah pikir Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang juga peletak dasar Kasultanan Ngayogyakarta," kata dia.
Sultan berharap kehadiran 8.144 peserta Pesparawi Nasional XIII yang berasal dari 34 provinsi akan memancarkan energi positif dalam bingkai sportifitas dan saling mengapresiasi.
"Dengan harapan, agar para peserta bisa lebih mengenal nilai budaya dan kearifan lokal Yogyakarta. Semogalah pula, para peserta masih sempat menghirup suasana Yogyakarta dengan serba kesahajaannya, di tengah-tengah senyum ramah masyarakat, khasanah wisata, dan budaya yang melingkupinya," kata Ngarsa Dalem sapaan Sultan HB X.